Calon Walikota Bandung, M. Farhan, dari koalisi Partai NasDem, PKB dan Gelora. Metrotvnews.com/ Roni Kurniawan
Bandung: Calon Walikota Bandung nomor urut 3, Muhammad Farhan, bakal membuat jadwal pengangkutan sampah sesuai dengan jenisnya. Hal itu sebagai salah satu upaya untuk mengurangi volume sampah di Kota Bandung yang mencapai 1.700 ton perhari.
Menurut Farhan, inovasi yang dicetuskan tersebut dinilai sangat sederhana dan tidak membutuhkan anggaran besar untuk menangani masalah sampah di Kota Bandung. Nantinya Farhan bakal membuat peraturan setiap rumah wajib untuk memilah sampah sebelum dibuang.
"Sangat sederhana inovasi adalah dengan mengumpulkan sampah organik dan non organik di dua hari yang berbeda. Setiap tanggal ganjil sampah organik setiap tanggal genap non organik untuk diangkut oleh petugas," kata Farhan di kantor DPD NasDem Kota Bandung, Jalan A.H Nasution, Senin malam, 14 Oktober 2024.
Calon Walikota Bandung yang diusung koalisi Partai NasDem, PKB dan Gelora ini mengaku pemilahan waktu pengangkutan dilakukan agar tidak tercampur kembali sampah yang sudah dipilah oleh masyarakat disetiap rumah. Pasalnya selama ini, sampah yang sudah dipilah dari setiap rumah dan ketika diangkut oleh petugas, sampah kembali disatukan baik itu ditruk atau pun di tempat pembuangan sampah sementara.
"Jadi nanti setiap rumah bisa memilah di awal awal tentu saja tukang sampah akan membantu melakukan pemilahan. Tujuan akhirnya di hilir kita mampu mengolah 90 persen sampah di Kota Bandung," jelasnya.
Farhan pun akan menggandeng pihak swasta untuk pengolahan sampah yang sudah dipilah dari rumah serta pengangkutannya. Pasalnya diakui Farhan, bagi pihak swasta sampah tersebut bisa memiliki nilai ekonomi seperti sampah organik menjadi pupuk dan sampah non organik dilakukan daur ulang.
"Kita akan mengundang mjtra mitra swasta untuk menjadi mitra sebagai offtaker sampah sampah tersebut. Kita tidak akan membuat badan baru, kita tidak akan membuka lahan baru. Kita akan mempersilakan mitra kerjasama menawarkan kerkerjasama kepada kami. Dan itu adalah emas bagi para mitra swasta yang memang memiliki fokus bisnis disitu," ungkapnya.
Hal itu diungkapkan Farhan, melihat kondisi saat ini Kota Bandung tengah dalam situasi darurat sampah. Sebab, tempat pembuangan akhir (TPA) di Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, saat ini memasuki tahap melebihi kapasitas untuk menampung sampah di wilayah Bandung Raya.