Trofi Piala Dunia U-17. (Foto: Dok. PSSI)
Alfa Mandalika • 31 December 2023 10:16
INDONESIA sukses menggelar Piala Dunia U-17 pada 10 November hingga 2 Desember 2023. Pujian pun berdatangan untuk Indonesia sebagai tuan rumah, mulai dari FIFA hingga negara peserta.
Penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah memang mengejutkan. Sebab, sebelumnya Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Indonesia ditetapkan menjadi tuan rumah FIFA U-17 World Cup 2023 pada sidang FIFA Council yang digelar di Markas FIFA, Zurich, Swiss, Jumat 23 Juni 2023 petang. Ketua Umum PSSI Erick Thohir bersyukur atas keputusan itu.
Sejauh ini, FIFA masih mengagendakan FIFA U-17 World Cup 2023 akan digelar 10 November hingga 2 Desember tahun ini.
"Saya hanya bisa mengucapkan rasa syukur dan Alhamdulillah karena FIFA Council mengambil keputusan bersama untuk menunjuk Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 tahun ini. Ini salah satu bentuk kepercayaan dunia kepada Indonesia di bawah kepemimpinan Bapak Presiden Joko Widodo,” kata Erick.
"Saya belum tahu alasan utama penetapan ini (tuan rumah Piala Dunia U-17). Mungkin saja, beberapa faktor positif yang diperlihatkan Indonesia dalam sepakbola dunia selama tiga bulan terakhir, seperti perbaikan sarana-sarana stadion yang lolos uji kelayakan FIFA, kemudian perhelatan dua FIFA Matchday melawan Palestina dan Argentina, juara dunia Qatar 2022, yang sukses dan menyita perhatian FIFA serta sepak bola internasional, menjadi alasannya. Bagaimanapun juga hal ini harus kita syukuri sebab kepercayaan FIFA kepada kita masih tinggi. Ini harus kita jaga dan buktikan," sambung Erick.
Sempat jadi Polemik, JIS Dapat Pujian
Setelah mendapatkan kepastian menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17, polemik sempat muncul soal Jakarta International Stadium (JIS). Awalnya, rumput JIS dianggap kurang baik, namun setelah dilakukan beberapa pembenahan, akhirnya JIS bisa digunakan saat laga fase grup.
Bahkan, fan dari Inggris menyebut JIS merupakan stadion sepak bola yang keren. Salah satu penonton yang memuji JIS adalah Lee. Pria kebangsaan Inggris datang bersama kedua anaknya, Evelyn dan Elliot. Mereka datang tidak hanya ingin menyaksikan laga "the young Lions", tetapi juga karena penasaran dengan JIS.
"Saya datang ingin mendukung Inggris yang berlaga di Indonesia. Saya juga ingin melihat bagaimana stadion ini [JIS] karena ini pertama kali saya kemari," ujarnya.
"Biasanya hanya melihat saat melintas, sekarang melihat secara langsung. Ternyata stadionnya bagus. Infrastrukturnya keren," kata Lee lagi.
Dengan stadion seperti ini, dia berharap Indonesia bisa semakin sering dilirik untuk menjadi tuan rumah event-event internasional sepak bola lainnya.
"Mungkin saja, Piala Dunia (senior) di masa akan datang," katanya sambil berkelakar.
Federasi sepaj bola dunia, FIFA juga memberikan pujian atas kinerja Indonesia sebagai penyelenggara Piala Dunia U-17 2023. Namun, FIFA memberikan beberapa evaluasinya, terutama terkait dengan perencanaan.
Apresiasi dari FIFA diberikan berdasarkan hasil laporan tim-tim peserta. Para tim peserta, menurut Wakil Ketua Panitia Pelaksanan (LOC) Piala Dunia U-17 2023 yang juga Wakil Ketua Umum PSSI, Ratu Tisha Destria memuji kualitas lapangan baik tanding maupun training yang disediakan Indonesia, termasuk pelayanan dan hospitality yang diberikan.
"Bagi kami (LOC), pujian tertinggi memang datang dari tim-tim peserta. Mereka merasa puas dengan pelayanan yang diberikan mulai dari penyediaan fasilitas lapangan, pelayanan, serta hospitality," tutur Ratu Tisha.
"Mengingat tim-tim kelas dunia pasti memiliki riders (daftar permintaan khusus) pasti sangat banyak dan itu semua bisa terpenuhi," kata dia lebih lanjut,
Tapi, dari berbagai pujian yang diberikan, LOC tidak luput juga dari evaluasi yang diberikan oleh federasi sepak bola dunia tersebut. Ada tiga evaluasi, menurut Tisha yang diberikan oleh FIFA.
"Pertama, adalah soal perencanaan. Ada antara perencanaan dan implementasi hanya ada waktu yang sangat mepet. Untuk FIFA ini harus tepat penerimaannya. Misalnya, jika perencanaannya 70 persen, maka implementasinya juga harus 70 persen. Lalu, kalau rencananya A ya implementasinya juga harus," katanya.
Kedua, adalah perbedaan sistem manajemen di FIFA dan di Indonesia, terutama di beberapa kementerian atau lembaga yang tidak sama. Sehingga monitoringnya dinilai sedikit menyulitkan FIFA.
"Jadi butuh sistem yang lebih terukur lagi, yang bisa menyelaraskan dengan sistem FIFA. Karena sistem di Indonesia, bukan hanya di PSSI saja, tetapi di kementerian atau lembaga juga memiliki sistem yang beragam," tuturnya.
"Evaluasi ketiga adalah harus ada progres. Bagaimana dari 50 pertandingan yang telah berjalan berprogres. Bukan masalah menangnya, tetapi bagaimana kami memiliki perubahan dari berbagai sisi penyelenggaraan. Misalnya, karena ini kompetisi maka utamanya adalah sisi sepak bolanya, yang mana di setiap pertandingannya kualitasnya selalu semakin lebih baik," tambahnya.
Menurutnya, dari FIFA banyak yang bisa ditingkatkan tapi perubahan itu tidak bisa dilakukan secara radikal. Ada beberapa sektor yang dinilai bisa ditingkatkan, seperti di area fan services, security, match operation, serta cara pemisahann match operation seperti apa dan lain-lain.
"Exraordinary selama penyelenggaraan tidak ada. Ini kita tidak bahas masalah JIS ya karena itu case extraordinary. Dengan waktu mepet, kami dapat memenuhi kebutuhkan rumput untuk lapangan yang bisa menahan banyak pertandingan yang digelar di sana," ujarnya.
"Total ada 16 pertandingan dalam 15 hari penyelenggaraan. Ini extra, karena biasanya 16 gim itu dilakukan dalam empat bulan untuk menjaga kualitas rumput. Untuk case ini, kami mendapatkan expert bukan hanya dari FIFA tapi dari negara lainnya, seperti Australia. Khusus untuk cara penanganan JIS untuk pitch manajemen saya acungkan jempol," tukasnya.
Baca juga: Jordi Amat Gabung TC Timnas dalam Kondisi Fit
Indonesia Gagal Lolos Fase Grup
Perjalanan Timnas Indonesia U-17 di Piala Dunia U-17 2023 terhenti di penyisihan Grup A. Garuda Muda tidak lolos ke babak 16 besar. Timnas Indonesia U-17 pun meninggalkan kota Surabaya pada Minggu 19 November untuk kembali ke Jakarta.
Indonesia dipastikan tidak lolos setelah Meksiko mengalahkan Selandia Baru 4-0 dan Burkina Faso mengalahkan Korea Selatan 2-1. Jika laga Korea Selatan dan Burkina Faso berakhir imbang serta Meksiko versus Selandia Baru juga seri 0-0, Indonesia masih ada harapan lolos ke babak 16 besar.
“Kami minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia karena tidak lolos ke babak 16 besar Piala Dunia U-17 2023. Terima kasih atas semua doa dan dukungan yang diberikan kepada kami. Seluruh pemain sudah berjuang keras dan bermain maksimal. Bermain di ajang ini sungguh pengalaman luar biasa bagi kami,” kata Pelatih Timnas Indonesia U-17 Bima Sakti.
"Anak-anak Timnas Indonesia U-17 memiliki masa depan yang cerah dan potensi mereka luar biasa. Insya Allah pemain-pemain ini akan disiapkan untuk ke tim U-20 tahun depan bersama coach Indra Sjafri yang notabene akan mengikuti berbagai turnamen internasional. Saya berharap mereka terus bekerja keras, disiplin, meningkatkan kemampuan dan menjaga sikap, " tambahnya.
Sementara itu, striker Arkhan Kaka juga menyatakan bahwa dirinya mewakili skuad Garuda Muda minta maaf jika tidak bisa membawa Indonesia lolos ke babak 16 besar. Dia menyebut bahwa tim sudah berjuang keras demi meraih hasil terbaik.
"Bermain di Piala Dunia U-17 2023 ini sungguh pengalaman yang luar biasa bagi kami. Kita harus banyak belajar dan terus meningkatkan kemampuan kami agar ke depan menjadi lebih baik lagi. Terima kasih untuk semua dukungan masyarakat Indonesia kepada kami selama turnamen ini berlangsung," kata Arkhan Kaka.
Jerman Juara Piala Dunia U-17
Jerman berhasil menjadi jawara Piala Dunia U-17 2023, usai menekuk Prancis lewat drama adu penalti 4-3 setelah bermain imbang 2-2 selama 180 menit di Stadion Manahan, Solo, Sabtu 2 November.
Tim Ayam Jantan Muda sukses melakukan comeback di waktu normal untuk memaksakan adu tos-tosan. Sempat tertinggal 0-2, mereka sukses memaksakan skor imbang di waltu normal.
Jerman membuka keran gol pada menit ke-29 lewat penalti. Penyebabnya, Aymen Sadi melakukan pelanggaran di kotak penalti. Brunner yang jadi algojo sukses menunaikan tugasnya dan membuat Jerman unggul 1-0 atas Prancis.
Advertisement
Memasuki paruh kedua, Jerman tidak butuh waktu lama untuk kembali mencetak gol. Kali ini, mereka melakukan serangan balik di menit ke-51. Noah Darvich sukses melepas tembakan di depan gawang yang mengenai kiper Prancis dan malah masuk gawang.
Hanya dua menit berseling, Prancis memperkecil ketinggalan. Saimon Bouabre yang mencatatkan namanya di papan skor (53') setelah memanfaatkan umpan dari Nhoa Sangui.
Kedudukan 2-1 membuat laga berjalan semakin semakin sengit. Prancis lebih rajin menyerang mengejar skor.
Memasuki menit ke-65, Jerman mendapat kesialan karena harus bermain dengan 10 personel saja. Penyebabnya, Winners Osawe mendapat kartu kuning kedua sehingga tidak bisa melanjutkan laga.
Prancis akhirnya mampu menyamakan kedudukan di ke-85. Itu berawal dari upaya Tidiam Gomis di sisi sayap dan dilanjutkan dengan umpan tarik. Bola matang di depan gawang didorong oleh Mathis Amougou memaksa skor jadi 2-2.
Begitu memasuki duel adu penalti, Jerman menunjukkan kematangannya. Tiga penendang Prancis gagal menceploskan bola. Die Mannschaft unggul 4-3. Brunner satu-satunya eksekutor yang gagal menceploskan bola ke gawang Prancis.