Pasar Modal Indonesia Disebut Bakal Banyak Kasih Cuan Tahun Ini

Ilustrasi. Foto: MI/Adam Dwi.

Pasar Modal Indonesia Disebut Bakal Banyak Kasih Cuan Tahun Ini

Fetry Wuryasti • 10 January 2024 12:48

Jakarta: PT BNI Asset Management optimistis pasar modal di Indonesia pada 2024 ini akan mencatatkan capaian yang positif. Ini dipengaruhi oleh berbagai sentimen pendukung yang terjadi pada tahun ini.
 
Direktur Investasi BNI Asset Management Putut Endro Andanawarih menjelaskan pasar modal masih menjadi salah satu channel yang paling potensial untuk memberikan return yang optimal dalam pengelolaan kekayaan.
 
Menurut dia, salah satu sentimen yang memengaruhi adalah penurunan suku bunga The Fed yang akan semakin mendukung pertumbuhan pasar modal Indonesia seiring dengan kembali masuknya relokasi dana ke negara berkembang seperti Indonesia.
 
Di samping itu, lanjut Putut, ekonomi Indonesia memiliki potensi kinerja yang sangat positif sehingga mampu memberi sentimen yang baik pada pasar modal.
 
"Jadi saya pikir investor jangan hanya menunggu, mulai lah dari sekarang. Kita juga melihat setiap kali The Fed menurunkan suku bunga, itu implikasinya perbaikan kinerja, baik pasar modal, terutama pasar saham maupun obligasi di negara-negara berkembang seperti kita," kata Putut melalui keterangan yang diterima, Rabu, 10 Januari 2024.

Baca juga: Kinerja Pasar Modal RI Tertinggi Kedua Se-ASEAN
 

Capaian di 2023 jadi fondasi

 
Putut menjelaskan lebih lanjut, capaian pasar modal pada 2023 telah menjadi fondasi yang baik bagi pasar modal Indonesia untuk melaju lebih baik lagi pada tahun ini.
 
Hal ini akan membuka kembali kesadaran para investor untuk tidak berpaling dari pasar modal Indonesia. Sentimen dari dalam negeri saat ini banyak dipengaruhi oleh pemilu yang juga menjadi katalis positif untuk market melaju lebih bagus lagi ke depannya.
 
"Justru kita jangan menunggu. Mulai dari sekarang harusnya menjadi momentum yang baik untuk menata ulang portofolio para investor untuk melakukan rebalancing portofolio ke kelas-kelas aset di pasar modal seperti saham maupun obligasi. Karena peluangnya ada di depan," lanjut Putut.
 
Terkait dengan konflik geopolitik, Putut mengakui ada eskalasi kebijakan global yang memengaruhi sentimen investasi ke depan. Namun, menurutnya hal ini justru menjadi kesempatan untuk mengoleksi aset-aset berkualitas dengan harga koreksi.
 
"Memang antisipasi memang perlu ada. Tapi belajar dari pengalaman, setelah ada koreksi maka akan ada reversal atau pembalikan. Nah ini memang kita perlu selalu ada di market dan belajar bagaimana menentukan posisi. Terlebih momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan itu ada," kata Putut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)