Imigran rohingya terdampar di Deli Serdang, Sumatra Utara. (MGN/Koko Hendrawan)
Media Indonesia • 5 January 2024 21:53
Medan: Pemerintah daerah di Sumatra Utara mengantisipasi gesekan sosial antara warga lokal dengan para pengungsi Rohingya di Desa Kwala Besar, Kecamatan Pantai Camar Karang Gading, Deliserdang. Sebanyak 157 orang pengungsi Rohingya berada di sana sejak lima hari lalu.
"Kami akan terus berkoordinasi dengan seluruh pihak dalam penanganan para pengungsi," ungkap Basarin Yunus Tanjung, Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemprov Sumut, seusai Rapat Koordinasi Penanganan pengungsi Rohingya, di Medan, Jumat, 5 Januari 2024.
Dia menjelaskan, pihaknya sudah menghimpun berbagai informasi mengenai keberadaan para pengungsi Rohingya di Desa Kwala Besar, Kecamatan Pantai Camar Karang Gading, Deliserdang.
Informasi-informasi tersebut dihimpun dari semua instansi pemerintah daerah terkait, lembaga swadaya masyarakat, serta badan yang ditunjuk PBB, seperti UNHCR.
Dari informasi-informasi yang masuk, Pemprov Sumut memastikan bahwa para pengungsi yang sudah selama lima hari berada di sana telah mendapat bantuan makanan dan pendukung lainnya, dengan memadai.
Berdasarkan data UNHCR, jumlah pengungsi yang mendarat di Deliserdang berjumlah sebanyak 157. Mereka terdiri dari orang dewasa, anak-anak, bayi dan balita.
Kemudian Pemerintah Kabupaten Deliserdang, bersama dengan aparat keamanan juga sudah mengantisipasi kemungkinan terjadinya gesekan antara warga lokal dan para pengungsi. Kini, area pengungsi berada dalam pengawasan dan pengamanan Pemkab dan aparat keamanan.
"Isu-isu (pro dan kontra) sudah masuk. Sejak awal kita sudah mengantisipasi gesekan antara masyarakat lokal dengan pengungsi. Sudah ada pengamanan dari Polri, TNI dan pemerintah kabupaten," kata Basarin.
Nantinya, lanjut dia, informasi yang berkembang di sana akan menjadi pertimbangan untuk penanganan selanjutnya. Basarin memastikan Pemprov Sumut akan terus memantau perkembangan yang terjadi. Menurut Oktina Hafanti, Protection Associate United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), pihaknya mendukung apa yang dilakukan pemerintah kabupaten dan provinsi.
Bantuan makanan dan lainnya juga masih akan terus disalurkan. Dia mengungkapkan, biasanya dalam penanganan pengungsi UNHCR memberi solusi panjang berupa bantuan seperti makanan dan minuman.
Kendati demikian, dia memastikan UNHCR tidak akan mampu menangani pengungsi tanpa dukungan pemerintah, institusi keamanan dan organisasi lain di dalam dan dari luar negeri.
"Tentu saja kita tidak bisa sendiri, mesti didukung Pemerintah Indonesia," jelasnya.