Sejumlah pengunjuk rasa berusaha memasuki gedung dewan kota di Beograd, Serbia, 24 Desember 2023. (AP/Darko Vojinovic)
Willy Haryono • 25 December 2023 22:58
Beograd: Aksi protes menentang hasil pemilihan umum Serbia pekan kemarin berujung ricuh. Polisi menembakkan semprotan merica dan mencoba menghalau massa yang menuntut pembatalan hasil pemilu.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic pun meminta semua warga untuk tetap tenang.
Partai Progresif Serbia (SNS) yang berhaluan populis dan berkuasa saat ini memenangkan 46,72 persen suara dalam pemilu parlemen akhir pekan lalu, menurut hasil awal dari komisi pemilihan negara bagian.
Sebuah misi pemantau internasional pada hari Senin ini, 25 Desember 2023, mengatakan bahwa SNS memperoleh keuntungan tak adil melalui bias media, pengaruh yang tidak pantas dari Presiden Vucic, dan beberapa penyimpangan seperti praktik jual beli suara.
Hari Minggu kemarin, polisi menembakkan semprotan merica setelah massa mencoba masuk ke balai kota Beograd yang merupakan markas komisi pemilihan lokal di negara tersebut.
Beberapa pengunjuk rasa memanjat gedung dan memecahkan jendela. Sebagian lainnya melemparkan batu ke arah jendela dan memecahkan kaca. "Vucic si Pencuri," teriak beberapa demonstran, seperti dikutip dari laman The National News.
Vucic mengatakan gangguan tersebut merupakan upaya menggulingkan pemerintah yang diatur dari luar negeri. Ia mengatakan lebih dari 35 pengunjuk rasa telah ditangkap, dan penahanan lebih lanjut akan menyusul.
"Tidak ada revolusi yang sedang berlangsung, dan mereka tidak akan berhasil dalam apa pun yang mereka lakukan," tegas Vucic dalam pidato ad-hoc yang disiarkan televisi.
Ia menyerukan agar masyarakat tetap tenang dan mengatakan aksi protes saat ini merupakan "akibat dari keadaan geopolitik yang jauh lebih serius."
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Dalam Negeri Serbia meminta para pengunjuk rasa untuk "menahan diri untuk tidak memasuki balai kota."
"Dengan bereaksi secara tenang, kami berusaha untuk tidak menyakiti para pengunjuk rasa," tutur Vucic dalam pidatonya pada sore hari.
Aliansi oposisi kiri-tengah Serbia Against Violence berada di urutan kedua dalam pemilu dengan 23,56 persen suara. Sedangkan Partai Sosialis Serbia berada di urutan ketiga dengan 6,56 persen suara.
Srdjan Milivojevic dan Vladimir Obradovic dari koalisi Serbia Against Violence mencoba membuka pintu balai kota, tetapi tidak dapat masuk, sementara massa terus berteriak "masuk, masuk," dan "jangan menyerah."
Baca juga: Ingin Gabung Uni Eropa, PM Serbia Incar Kursi Presiden