Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Hariyadi melaksanakan kunjungan kerja ke KPSBU Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Dokumentasi/ Media Indonesia
Media Indonesia • 21 November 2024 14:54
Bandung: Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto memimpin kunjungan kerja spesifik ke Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Titiek Soeharto beserta rombongan Anggota Komisi IV DPR RI langsung diajak berkeliling untuk meninjau tempat pengolahan susu, koperasi hingga gudang pakan di KPSBU.
Titiek Soeharto mengatakan kunjungannya ke KPSBU untuk mengetahui jelas terkait aksi buang susu sapi oleh peternak di Jateng dan Jatim yang beberapa waktu lalu sempat heboh.
"Kemarin kan ada ribut-ribut mengenai susu yang dibuang, kami melihat langsung apa yang terjadi. Jadi kalau di sini (Lembang) kelihatannya enggak ada masalah, karena masalahnya ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Titiek Soeharto di Bandung Barat, Kamis, 21 November 2024.
Titiek menjelaskan permasalahan itu terjadi karena perusahaan industri pengolahan susu (IPS) tidak bisa menyerap sebagian besar susu sapi dari peternak. Putri dari Presiden ke-2 RI itu memastikan, masalah itu kini telah selesai.
"Industri itu sendiri mungkin karena kapasitasnya terbatas, kemudian kualitas daripada susunya kurang memenuhi standar dan perusahaan tidak ada regulasi bahwa mereka harus menyerap susu dari peternak lokal," jelasnya.
Kedepan pihaknya mendorong pemerintah agar mengatur regulasi yang berpihak kepada masyarakat. Termasuk di dalamnya soal pemenuhan pakan sapi bagi para peternak.
"Lahan peternak sendiri sudah terbatas, mungkin ada kerjasama dengan Perhutani atau PTPN untuk meminjamkan lahannya untuk peternak menanam rumput dan sebagainya," ungkapnya.
Sementara Ketua KPSBU, Dedi Setiadi, menerangkan aksi buang susu di Jawa Tengah dan Jawa Timur dipicu keresahan peternak yang khawatir produksi susunya tidak diterima industri menyusul rencana pemerintah yang akan mengimpor sapi dalam jumlah yang banyak.
"Dari program makan bergizi gratis, kita akan membutuhkan susu yang banyak sehingga dari beberapa kementrian terutama Kementrian Pertanian merencanakan impor 1 juta hingga 1,5 juta sapi. Rencana itu memicu kekhawatiran peternak sehingga terjadi aksi di Boyolali Jateng dan Pasuruan Jatim," ungkap Dedi.
Menurut dia kegelisahan peternak itu kemudian ditanggapi Kementerian Pertanian dengan menggelar pertemuan bersama pihak-pihak terkait. Rencananya, akan dibuat Perpres tentang industri pengolahan susu yang diwajibkan menerima seluruh susu dari peternak dalam negeri.
"Kemarin di Pasuruan, kita melakukan penandatanganan antara Gabungan Koperasi Susu Indonesia dengan asosiasi IPS. Antara koperasi dengan IPS, antara pengepul dengan IPS. Dengan cara seperti itu menjamin susu peternak lokal akan diterima," ujarnya.