Konflik Iran-Israel Bikin Harga Minyak Dunia Bisa Tembus USD100/Barel

Ilustrasi produksi minyak dunia. Foto: Dokumen SKK Migas.

Konflik Iran-Israel Bikin Harga Minyak Dunia Bisa Tembus USD100/Barel

Media Indonesia • 14 April 2024 18:44

Jakarta: Pengamat energi dari Universitas Trisakti Pri Agung Rahmanto meramalkan harga minyak dunia bisa kembali menembus USD100 per barel pascaserangan Iran ke Israel.
 
Berdasarkan data Trading Economics, Sabtu, 13 April 2024, harga minyak mentah dari Inggris, Brent naik 0,79 persen menjadi USD90,45 per barel.
 
Sementara harga minyak mentah dari Amerika Serikat (AS), West Texas Intermediate (WTI) juga terkerek naik 0,75 persen menjadi USD85,66 per barel.
 
Skala dampak konflik Iran-Israel dikatakan lebih besar dibandingkan perang Rusia-Ukraina ataupun perang di Gaza. Hal ini karena Iran merupakan salah satu produsen minyak dan gas (migas) utama di Timur Tengah dan juga menjadi anggota organisasi negara pengekspor minyak bumi atau Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).
 
Sementara, AS yang menjadi sekutu utama Israel, telah menjadi pemasok tambahan minyak mentah terbesar ke pasar global.
 
"Konflik Iran-Israel ini dapat menarik negara-negara lain yang merupakan pelaku migas untuk terlibat baik langsung maupun tidak langsung. Dampaknya, peluang harga minyak untuk menembus USD100 per barel di tahun ini cukup besar," ujar Pri Agung kepada Media Indonesia, Minggu, 14 April 2024.
 
Dengan kekhawatiran tingginya harga minyak dunia, tentu berdampak pada acuan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) yang berimbas pada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Tanah Air. Pri Agung menegaskan harga BBM nonsubidi seperti pertamax cs cenderung bakal naik ke depannya.
 
"Dari segi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk subsidi energi dan dana kompensasi atas kebijakan menahan harga energi tentu semakin membesar," jelas dia.
 

Baca juga: Iran Luncurkan Serangan Drone ke Israel
 

Pasokan minyak dunia bakal terganggu

 
Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Institute Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menerangkan sekitar 21 persen minyak dunia dikapalkan melalui selat Hormuz yang merupakan selat strategis bagi Iran bahkan perdagangan dunia.
 
Perang antara Iran dan Israel dikhawatirkan dapat memengaruhi produksi dan distribusi minyak dunia. "Jika ada gangguan di Selat Hormuz, maka pasokan minyak dunia akan terganggu dan menyebabkan kenaikan harga minyak," ucap dia.
 
Bagi Indonesia yang mengimpor 40 persen sampai 50 persen kebutuhan minyak tentu merasakan dampak dari gejolak harga minyak dunia. Yakni, potensi kenaikan inflasi dan beban subsidi BBM di APBN akibat kenaikan harga BBM.
 
"Jadi, kenaikan harga energi global dapat memperlambat pemulihan ekonomi dunia, termasuk dapat menekan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini," jelas Fabby.
 
(INSI NANTIKA JELITA)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)