Meski Berdaya Tahan, Ekonomi RI Belum Bisa Disebut yang Terbaik

Ilustrasi ekonomi Indonesia. Foto: dok Kementerian Keuangan.

Meski Berdaya Tahan, Ekonomi RI Belum Bisa Disebut yang Terbaik

Media Indonesia • 31 January 2024 21:33

Jakarta: Ekonomi Indonesia dinilai memiliki daya tahan yang lebih baik dari negara lain. Namun itu tak serta merta menjadikan ekonomi di Tanah Air menjadi yang terbaik di dunia. Sebab, masih terdapat sejumlah persoalan yang belum dapat tertangani dengan baik.
 
"Kalau dikatakan ekonomi Indonesia itu lebih tahan terhadap tekanan global dibandingkan negara lain, itu saya masih relatif sepakat. Tapi kalau dikatakan sebagai ekonomi yang terbaik, ini sangat debatable, bisa diperdebatkan," kata Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CoRE) Indonesia Mohammad Faisal saat dihubungi, Rabu, 31 Januari 2024.
 
Faisal mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi mencapai lima persen di 2023 bukan tertinggi dari banyak negara. Jika dibandingkan dengan Filipina yang mencapai 5,6 persen dan India di kisaran enam persen, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih rendah.
 
Sementara dari sisi inflasi belum sepenuhnya benar-benar terkendali. Sebab, tingkat inflasi pangan (volatile price) masih cenderung tinggi, bahkan lebih tinggi dari tingkat inflasi umum.
 
Hal itu mengindikasikan masih tingginya harga-harga pangan di tingkat konsumen. Penduduk yang sebagian besar masih tergolong kelas bawah menjadi yang paling terdampak dari tingginya harga-harga pangan.
 
Sebab, kelompok masyarakat di golongan bawah memiliki proporsi pengeluaran untuk kelompok makanan lebih besar ketimbang masyarakat golongan lainnya. Itu berarti, kemungkinan besar pendapatan masyarakat golongan bawah saat ini habis untuk memenuhi kebutuhan perut semata.
 
"Maka, pertumbuhan yang lima persen itu seperti apa dampaknya bagi kalangan bawah? Itu salah satunya kalau inflasi pangan tinggi, kalangan bawah sebetulnya gap-nya dengan kalangan atas cenderung melebar," kata Faisal.

Baca juga: BI: Ekonomi Indonesia Jadi Salah Satu yang Terbaik di Dunia
 

Kesenjangan semakin melebar

 
Dia juga menilai terjadi pelebaran kesenjangan antara masyarakat golongan bawah dan atas. Hal tersebut dapat dilihat dari kemampuan belanja masyarakat golongan atas yang jauh lebih tinggi dibanding masyarakat golongan bawah.
 
Besarnya kemampuan belanja masyarakat golongan atas itu diduga kuat menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi. Sehingga, pertumbuhan ekonomi yang tinggi saat ini tak sepenuhnya merefleksikan pemerataan di tingkat masyarakat.
 
"Di kalangan bawah, spending dan kenaikan daya beli itu banyak terkoreksi. Upah riil itu mengalami penurunan pada 2023. Ini menjadi catatan juga. Jadi tingkat upah sebetulnya tidak secara riil meningkat, bahkan cenderung agak mengalami penurunan," jelas Faisal.
 
"Jadi, ini catatan yang menunjukkan bahwa kalau dikatakan ekonomi kita lebih rentan terhadap perlambatan ekonomi global, iya. Tetapi kalau dikatakan terbaik, itu tidak juga," tambah dia.
 
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, kinerja perekonomian Indonesia pada 2023 cukup baik dan gemilang. Pertumbuhan ekonomi tahun lalu diperkirakan bakal mencapai lima persen, tergolong tinggi di tengah ketidakpastian global dan pelemahan ekonomi di sejumlah negara.
 
"Indonesia adalah one of the best economic performance in the world, tahun lalu pertumbuhan kita diperkirakan lima persen. Inflasi termasuk empat terendah di dunia, setidaknya di G-20. Rupiah apresiasi, kredit tumbuh 10 persen, digitalisasi dahsyat, luar biasa. Jadi bersyukur atas pencapaian bersama," tutur Perry.
 
(M ILHAM RAMADHAN)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)