Forum Dialog Pembangunan Papua: Dorong Pemahaman dan Kerja Sama di Pasifik

Forum dialog mengenai kemajuan di Papua berlangsung di Greenhouse Coworking di Suva, Fiji, 27 November 2024. (Kemenlu RI)

Forum Dialog Pembangunan Papua: Dorong Pemahaman dan Kerja Sama di Pasifik

Willy Haryono • 4 December 2024 15:59

Suva: Forum dialog bertema “Development in Indonesia: Lessons Learned from Papua and for the Pacific” sukses dilaksanakan di Greenhouse Coworking di Suva, Fiji pada 27 November lalu. Forum ini dilaksanakan untuk menyoroti kemajuan pembangunan di provinsi Papua, mempromosikan kekayaan kebudayaan lokal, dan menunjukkan pencapaian signifikan di wilayah timur paling ujung kepulauan Indonesia.

Berdasarkan keterangan di situs Kementerian Luar Negeri RI, Rabu, 4 Desember 2024, forum ini menghadirkan sejumlah pembicara terkemuka dari Papua, termasuk Pendeta Alberth Yoku, Pascal Norotouw, dan Lenis Kogoya, yang berbagi pandangan mereka mengenai kemajuan sosial dan ekonomi di daerah tersebut.

Acara ini dihadiri beragam peserta, termasuk pemimpin gereja, perwakilan kelompok komunitas, Indonesian Scholarship Fiji Alumni (ISFA), pelajar Fiji, pejabat pemerintah Fiji, LSM yang berbasis di Fiji, mahasiswa Indonesia di Fiji, think tank, media lokal, dan perwakilan dari Fiji-Indonesia Friendships Association (FIFA). Forum dimulai dengan pemutaran video yang menampilkan keindahan alam Papua, kemajuan pembangunan, dan kesamaan budaya dengan Fiji.

“Interaksi dan diskusi yang produktif antara para pembicara dari Indonesia dan Fiji diharapkan dapat menghasilkan pemikiran baru mengenai model-model pembangunan berkelanjutan yang dapat diterapkan di Papua dan Fiji,” ucap Duta Besar RI untuk Fiji, Dupito Simamora, dalam sambutan pembukaannya.

Sokovoli Ordovakavula, seorang profesional teknik sipil dan Presiden ISFA, berperan sebagai moderator dalam diskusi. “Banyak tantangan yang dihadapi Papua dalam hal kemajuan sosial dan ekonomi, juga mirip dengan yang terjadi di Fiji dan negara kepulauan lain di Pasifik,” ujarnya.

“Dalam kaitan ini penting kiranya untuk mempelajari berbagai kebijakan dan inisiatif unik di Papua yang dapat diadaptasi untuk mendukung kemajuan sosial dan ekonomi di Fiji,” sambung Sokovoli.

Pendeta Alberth Yoku membahas kemajuan nyata di Papua di bawah Kerangka Otonomi Khusus yang diberikan pemerintah Indonesia. Ia menjelaskan bagaimana kebijakan publik mempertimbangkan norma adat dan toleransi antaragama untuk mendorong partisipasi politik, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan guna mempercepat pembangunan.

Pascal Norotouw, Ketua Pemuda Tradisional Tabi di Papua, berbicara tentang pentingnya peran pemuda dalam pembangunan kapasitas manusia dan sosial di Papua. Ia menekankan pentingnya pendidikan dan kolaborasi pemuda demi meningkatkan saling pengertian dan harmoni antar komunitas etnis di Papua dan negara bagian Indonesia lainnya.

Lenis Kogoya, Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua, menjelaskan bahwa komunitas akar rumput berperan vital dalam memfasilitasi komunikasi antara pemerintah dan warga Papua. Ia menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dalam pendidikan dan pembangunan sosial-ekonomi antara komunitas Melanesia di Papua dan daerah Pasifik, khususnya Fiji.

Diskusi dan sesi tanya jawab menunjukkan antusiasme peserta untuk memahami pelajaran dari pencapaian signifikan Papua dalam pembangunan dan peningkatan kesejahteraan.

Pada sesi diskusi, Amit Prakash, seorang konsultan ekonomi independen, memfokuskan pembahasannya pada lima temuan kunci yang akan direkomendasikan kepada Sekretariat Melanesian Spearhead Group (MSG). Temuan tersebut berkaitan dengan inisiatif untuk meningkatkan perdagangan antara Fiji dan negara-negara independen di kawasan Melanesia.

Selanjutnya Direktur Sementara untuk Layanan Aset & Infrastruktur di Kementerian Pendidikan Fiji, Serupepeli Udre, membahas tantangan akses terhadap pendidikan yang berkualitas dan inklusif. Ia juga berbagi rencana kolaborasi yang potensial antara pemerintah Indonesia dan Fiji terkait Rencana Pembangunan Nasional dan Kerangka Kebijakan Pendidikan Nasional Fiji untuk 2024-2033.

Acara diakhiri dengan penyerahan bantuan teknis dari pemerintah Indonesia untuk memodernisasi sekolah-sekolah publik Fiji dan meningkatkan program pengembangan pemuda di komunitas lokal. Dalam kesempatan ini, Dubes Dupito Simamora secara simbolis menyerahkan peralatan komputer dan peralatan sekolah baru senilai FJD 175.642 kepada Kepala Sekolah, Bapak Timoci Vosailagi, serta alumni Queen Victoria School.

Selain itu, Dubes Dupito Simamora juga menyerahkan peralatan olahraga baru kepada komunitas di Navua di Fiji dengan bekerja sama dengan Sekretaris Jenderal FIFA.

Baca juga:  Prabowo Intip Langsung Program Cetak Sawah 1 Juta Hektare di Merauke

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)