Mahasiswi Iran Ditangkap usai Lepas Pakaian di Area Kampus Teheran

Polisi memperingatkan seorang perempuan mengenai cara berpakaian yang sopan di Teheran, Iran. (EPA)

Mahasiswi Iran Ditangkap usai Lepas Pakaian di Area Kampus Teheran

Willy Haryono • 4 November 2024 16:03

Teheran: Seorang mahasiswi dari Universitas Islam Azad di Teheran, Iran, menjadi sorotan setelah melepas pakaiannya hingga hanya tersisa pakaian dalam di sekitar area kampus. Aksinya dianggap oleh berbagai kelompok mahasiswa dan organisasi hak asasi manusia sebagai bentuk protes terhadap aturan ketat kode berpakaian yang diterapkan di Iran.

Dalam video yang beredar di media sosial dan dikutip 9news, Senin, 4 November 2024, perempuan tersebut terlihat duduk di luar universitas, hanya mengenakan pakaian dalam tanpa penutup kepala. Sambil melambaikan tangan kepada teman-temannya yang sebagian besar mengenakan jilbab, ia berjalan di sekitar area kampus. 

Aksi ini berlangsung hingga sebuah video lain menunjukkan perempuan itu berjalan di jalanan, sebelum sekelompok pria mendekatinya, memasukkannya ke dalam mobil, dan membawanya pergi.

Amnesty International menyatakan pada Sabtu kemarin bahwa mahasiswi tersebut ditangkap secara brutal atas aksi protesnya terkait penegakan kode berpakaian yang mengekang di Iran.

Menurut buletin Amir Kabir, kelompok media sosial mahasiswa Iran, perempuan tersebut mengalami pelecehan sebelumnya oleh anggota Basij, sebuah kelompok paramiliter sukarela di Iran, yang dikabarkan merobek jilbab dan pakaiannya.

Sementara itu kantor berita negara Fars, mengutip saksi mata, melaporkan bahwa perempuan tersebut melepas pakaiannya setelah dua petugas keamanan berbicara dengannya secara damai dan memperingatkan tentang pelanggaran kode berpakaian. 

Direktur hubungan masyarakat Universitas Islam Azad, Amir Mahjob, mengatakan di media sosial bahwa tindakan petugas keamanan kampus merupakan respons atas tindakan tidak senonoh mahasiswi tersebut, yang telah dibawa ke kantor polisi. 

Mahjob juga menambahkan bahwa perempuan itu mengalami gangguan mental dan berada di bawah tekanan emosional, yang menurut laporan polisi, turut memengaruhi tindakannya.

Hak Perempuan di Iran

Insiden ini mendapat perhatian internasional. Mai Sato, Pelapor Khusus PBB untuk Republik Islam Iran, menyatakan bahwa ia akan memantau kasus ini dengan seksama, termasuk tanggapan dari otoritas Iran. 

Amnesty International mendesak pembebasan segera dan tanpa syarat bagi mahasiswi tersebut serta menuntut akses ke keluarganya dan bantuan hukum. Amnesty juga menyerukan penyelidikan independen atas dugaan kekerasan yang dialaminya, termasuk tuduhan pemukulan dan pelecehan seksual saat penangkapan, agar pelaku dapat dimintai pertanggungjawaban.

Kode berpakaian di Iran menuntut seluruh perempuan mengenakan jilbab di ruang publik sebagai bagian dari interpretasi hukum Islam yang ketat. Pelanggaran kode berpakaian ini dapat membawa hukuman berat bagi perempuan Iran, bahkan untuk pelanggaran kecil sekalipun. 

Protes terhadap aturan ini meletus pada 2022 setelah kematian Mahsa Amini, perempuan 22 tahun yang meninggal dalam penahanan polisi moral karena dugaan pelanggaran kode berpakaian. Sejak insiden tersebut, semakin banyak perempuan Iran yang secara terbuka melakukan aksi protes dengan melepas jilbab mereka.

Insiden terbaru ini memperlihatkan ketegangan yang masih berlanjut di Iran terkait hak asasi perempuan dan kebebasan individu, dengan semakin banyaknya dukungan internasional terhadap perempuan yang berani menyuarakan perlawanan terhadap aturan berpakaian yang ketat di negara tersebut. (Angel Rinella)

Baca juga:  Peringatan 1 Tahun Kematian Mahsa Amini Diwarnai Aksi Protes Global

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)