Jembatan Teupin Mane Putus Diterjang Banjir, Kini Jadi Akses Darurat di Bireuen

Bireuen: Jembatan Teupin Mane di Kilometer 10, Kecamatan Juli, Bireuen, Aceh, yang terputus total akibat banjir bandang, kini menjadi satu-satunya akses darurat bagi penyaluran logistik ke wilayah-wilayah terisolir serta jalur evakuasi bagi pasien kritis.

Berdasarkan laporan jurnalis Metro TV, jembatan yang rusak parah tersebut kini menjadi penghubung utama bagi warga yang ingin menuju Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah dari arah Bireuen. Dengan akses utama yang putus, masyarakat dan relawan memanfaatkan kabel sling yang dipasang melintang pada kerangka besi untuk menyalurkan bantuan secara estafet.

Kondisi ekstrem ini menjadi harapan terakhir bagi warga di Bener Meriah yang disebut telah kehabisan stok makanan setelah tujuh hari terisolir akibat bencana banjir bandang dan longsor. Bantuan logistik seperti beras, mie instan, air mineral, serta kebutuhan dasar lainnya ditarik secara manual melalui kabel sling tersebut.

Jembatan Teupin Mane putus akibat banjir bandang, kini menjadi akses darurat untuk pasien kritis akibat bencana di Bireun, Aceh. (Metro TV/Muhammad Zakaria)

Tak hanya logistik, jalur darurat ini juga digunakan untuk evakuasi warga dalam kondisi kritis. Relawan Desa Beunyet, Kecamatan Juli, mengangkut pasien balita, ibu hamil, hingga warga dewasa yang membutuhkan perawatan segera ke RSUD Bireuen maupun RSUZA Banda Aceh. Semua proses dilakukan dengan peralatan seadanya dan risiko tinggi.

Selain evakuasi medis, jembatan darurat ini juga dipakai warga yang ingin kembali ke Bener Meriah dan Aceh Tengah guna mencari keluarga mereka. Selama sepekan terakhir, komunikasi di wilayah tengah Aceh terputus total, membuat banyak warga tidak dapat memperoleh kabar kondisi kerabat.


Jembatan Teupin Mane putus akibat banjir bandang, kini menjadi akses darurat untuk pasien kritis akibat bencana di Bireun, Aceh. (Metro TV/Muhammad Zakaria)

Dari pantauan di lokasi, para relawan tidak mematok biaya apa pun untuk proses pengangkutan logistik maupun evakuasi korban. Warga hanya memberikan bantuan seikhlasnya, sesuai kemampuan. Kerja sama sukarela ini menjadi penopang utama distribusi bantuan di tengah minimnya akses resmi.

Aparat dan relawan terus berjaga di sekitar jembatan sementara upaya perbaikan jalan dan jembatan utama masih menunggu kondisi cuaca dan alat berat yang sulit menjangkau lokasi.

(Metro TV/Muhammad Zakaria)