Kaleidoskop 2025: Penembakan di Pantai Bondi Guncang Masyarakat Australia

Polisi mendatangi lokasi penembakan massal di area Pantai Bondi, Sydney, Australia, 14 Desember 2025. (Anadolu Agency)

Kaleidoskop 2025: Penembakan di Pantai Bondi Guncang Masyarakat Australia

Willy Haryono • 28 December 2025 13:39

Jakarta: Pada 14 Desember 2025, sebuah penembakan massal dan serangan teroris bermotif antisemitisme mengguncang Bondi Beach di Sydney, Australia, saat ribuan orang berkumpul dalam perayaan Hanukkah di kalangan Yahudi. Insiden ini menjadi salah satu tragedi terburuk dalam sejarah keamanan Australia modern dan memicu reaksi nasional serta internasional. 

Awal Kejadian & Kronologi Serangan

Sekitar pukul 18.47 waktu setempat (AEDT), dua pria mulai menembaki kerumunan di sekitar Archer Park, dekat Campbell Parade, saat acara komunitas “Chanukah by the Sea”. Penembakan itu terjadi tiba-tiba dan cepat, menimbulkan kepanikan saat orang-orang berhamburan mencari perlindungan. 

Polisi menanggapi insiden dengan segera dan terlibat baku tembak. Satu dari dua tersangka — diidentifikasi sebagai Sajid Akram (50) — tewas ditembak oleh aparat di lokasi, sementara Naveed Akram (24), putranya, terluka dan ditangkap dalam kondisi kritis. Dalam serangan itu, terdapat laporan tentang empat bom rakitan yang dilemparkan ke arah kerumunan namun tidak meledak. 

Jumlah Korban & Identitas

Jumlah kematian mencapai 15 korban warga sipil, termasuk anak berusia sekitar 10 tahun, sedangkan 42 orang lainnya terluka, termasuk petugas polisi. Dalam beberapa laporan jumlah korban tewas disebut 16 orang termasuk satu pelaku, tergantung sumbernya, namun angka resmi konsisten menyebutkan korban sipil tewas 15 orang. 

Korban yang tewas berasal dari beragam latar usia mulai dari anak-anak hingga lansia, termasuk tokoh komunitas yang membantu meredam aksi, menunjukkan tingkat kekerasan serangan yang luas. 

Motif & Penanganan Hukum

Otoritas Australia menyatakan serangan itu dipicu oleh antisemitisme yang ekstrem dan dicurigai terinspirasi oleh ideologi Islamic State — didukung temuan bendera yang terkait di kendaraan pelaku dan konten ekstrem di perangkat digital mereka. 

Naveed Akram menghadapi puluhan dakwaan, termasuk pembunuhan, percobaan pembunuhan, dan tindakan terorisme, setelah serangan diklasifikasikan secara resmi sebagai insiden teroris. 

Respons Pemerintah & Dampak Kebijakan

Tragedi Bondi Beach memicu reaksi keras dari pemerintah Australia. Perdana Menteri Anthony Albanese menyebutnya sebagai serangan antisemit yang disengaja, dan menekankan perlunya meningkatkan keamanan serta tindakan hukum terhadap kebencian berbasis agama. 

Sebagai respons, parlemen New South Wales memulai pembahasan undang-undang baru yang memperketat kontrol senjata, termasuk pembatasan kepemilikan senjata api dan rencana program gun buyback nasional. Kebijakan ini diupayakan untuk merespons lonjakan kekhawatiran tentang keamanan publik sejak 1996 Port Arthur massacre. 

Selain itu, polisi diberi wewenang lebih besar pada masa tanggap darurat, termasuk larangan sementara demonstrasi publik dan kapasitas untuk mengatasi ancaman lanjutan di wilayah Sydney. 

Reaksi & Solidaritas Global

Peristiwa ini turut menarik perhatian dunia, dengan banyak pemerintah dan organisasi internasional menyampaikan kecaman atas aksi tersebut. Di Australia sendiri, komunitas lokal dan imigran berduka, diikuti aksi solidaritas dan peningkatan keamanan di tempat-tempat ibadah dan acara komunitas Yahudi di seluruh negara bagian.

Baca juga:  Australia Siapkan Reformasi Kebijakan Usai Penembakan Pantai Bondi 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Willy Haryono)