Dua prajurit Burkina Faso bersiaga di dalam sebuah gereja di Kaya, 10 April 2021. (AP/Sophie Garcia)
Medcom • 6 September 2023 20:36
Yatega: Setidaknya 53 anggota pasukan keamanan Burkina Faso tewas dalam pertempuran sengit dengan pemberontak di wilayah utara Burkina Faso. Sebanyak 17 tentara dan 36 relawan tewas dalam serangan yang terjadi di Koumbri, provinsi Yatega pada Senin kemarin.
Pasukan keamanan telah dikerahkan ke berbagai penjuru kota sebagai upaya mengembalikan warga yang sempat terusir dari daerah tersebut oleh para pemberontak sekitar dua tahun lalu.
"Tindakan pengecut yang ekstrim ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Segala upaya dilakukan untuk melumpuhkan unsur-unsur teroris yang masih melarikan diri," ungkap militer Burkina Faso, seraya menambahkan bahwa belasan pemberontak tewas dibunuh dan senjata tempur mereka dihancurkan.
Melansir dari Al Jazeera, Rabu, 6 September 2023, seorang anggota militer mengatakan operasi di daerah tersebut hingga kini masih berlanjut.
Burkina Faso telah diserang oleh pemberontak terafilasi Islamic State (ISIS) dan al-Qaeda, dua grup ekstremis yang telah membunuh ribuan orang dan membuat lebih dari 2 juta lainnya mengungsi. Puluhan ribu warga juga menderita krisis pangan akibat sepak terjang keduanya.
Setelah wilayah dari negara tersebut berada di luar kendali pemerintah, kata para amalis konflik. Negara yang menjadi rumah bagi 23 juta jiwa ini mengalami kudeta militer sejak 2022, yang sebagiannya dipicu krisis keamanan.
Aksi pembantaian pada hari Senin kemarin merupakan salah satu serangan terbesar di Burkina Faso sejak Kapten Ibrahim Traore merebut kekuasaan dalam kudeta di akhir September.
Berdasarkan laporan Pusat Studi Strategis Afrika, sejak kudeta pertama di Burkina Faso pada Januari 2022, jumlah korban yang dibunuh oleh pemberontak meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan 18 bulan sebelumnya.
"Kekerasan ini, ditambah dengan penyebaran aktivitas ekstremis secara geografis di sekitar Ouagadougou, menempatkan Burkina Faso di ambang kehancuran," tulis laporan tersebut. (Hillary Sitohang)