Pemerintah Ghana Bangkrut

Presiden Ghana Nana Akufo-Addo. Foto: Associated Press.

Pemerintah Ghana Bangkrut

Ade Hapsari Lestarini • 29 September 2023 12:12

Accra: Pemerintah Ghana menghadapi kebangkrutan karena kesulitan membayar utang miliaran dolar kepada kreditur internasional.

Padahal, lembaga keuangan Dana Moneter Internasional alias IMF sudah memberikan pinjaman sebesar USD3 miliar untuk menstabilkan perekonomian Ghana di tengah krisis keuangan dan meningkatnya utang.

Melansir Business Insider, Jumat, 29 September 2023, krisis utang Ghana yang sedang berlangsung terkait dengan covid-19, peristiwa geopolitik, dan kenaikan harga pangan dan bahan bakar meningkatkan kekhawatiran terhadap stabilitas keuangan di masa depan.

Pemerintah Ghana telah mengajukan kebangkrutan setelah gagal membayar utang miliaran dolar kepada kreditur internasional pada Desember.

Menurut laporan The New York Times, pemerintahan Presiden Nana Akufo-Addo tidak punya pilihan selain menyetujui pinjaman USD3 miliar dari IMF. Krisis keuangan Ghana karena organisasi pemerintah berutang miliaran kepada kontraktor dan mempunyai utang yang serius.

Media tersebut mencatat krisis keuangan mempunyai dampak yang luas, yakni banyak kontraktor memberhentikan pekerjanya, sehingga memperburuk masalah pengangguran di negara tersebut.

Kepala eksekutif sebuah asosiasi perusahaan konstruksi Ghana, Emmanuel Cherry, baru-baru ini mengungkapkan pembayaran kembali pemerintah kepada kontraktor berjumlah 15 miliar cedi, atau sekitar USD1,3 miliar sebelum bunga.


Baca juga: IMF Prediksi Utang Global Lanjutkan Tren Kenaikan
 

Ghana dihadapkan pada pemadaman listrik


Laporan tersebut juga mengungkapkan pemerintah Ghana berutang kepada produsen listrik independen sebesar USD1,58 miliar dan berada dalam bahaya pemadaman listrik yang meluas.

"Pemerintah pada dasarnya bangkrut. Ini adalah kali ke-17 Ghana terpaksa meminta dana tersebut sejak negara tersebut memperoleh kemerdekaan pada 1957. Krisis terbaru ini sebagian disebabkan oleh pandemi virus korona, invasi Rusia ke Ukraina, dan harga pangan dan bahan bakar yang lebih tinggi," ujar laporan tersebut.

IMF menyajikan rencana penyelamatan yang komprehensif untuk mengatasi utang Ghana, membatasi pengeluaran, meningkatkan pendapatan, dan melindungi populasi yang paling rentan sambil melakukan negosiasi dengan kreditur asing.

Masalah ini akan menjadi topik diskusi penting di Majelis Umum PBB mendatang. Meningkatnya beban utang negara-negara berkembang, yang diperkirakan melebihi USD200 miliar, juga akan menjadi topik diskusi utama lainnya.

Laporan tersebut mencatat pinjaman IMF baru-baru ini membantu menstabilkan perekonomian dengan mengurangi perubahan mata uang dan meningkatkan kepercayaan. Meski inflasi masih berkisar 40 persen, namun sudah menurun dari puncaknya sebesar 54 persen di Januari.

Pada Mei, presiden Ghana menyampaikan dana talangan IMF senilai USD3 miliar (2,4 miliar poundsterling) tidak akan serta-merta menyelesaikan masalah ekonomi negaranya.

Program IMF mengatasi permasalahan penting, namun peneliti senior di Pusat Transformasi Ekonomi Afrika di Accra, Tsidi Tsikata, yang dikutip dalam penelitian tersebut, mempertanyakan apakah Ghana dapat menghindari kesulitan keuangan serupa.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)