Presiden Prabowo Subianto. (BPMI Setpres)
M Rodhi Aulia • 15 April 2025 19:54
Jakarta: Kebijakan Presiden Prabowo Subianto dalam menghadapi keputusan tarif Donald Trump dinilai berhasil meningkatkan kepercayaan pasar. Lonjakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang signifikan menunjukkan dampak positif dari langkah strategis yang diambil Prabowo.
Pakar ekonomi, Panji Irawan, menilai lonjakan ini bukan hanya karena pernyataan Trump soal penundaan tarif tinggi, tetapi juga karena kebijakan konkret Prabowo yang merespons situasi global dengan cepat dan efektif.
“Adapun inisiatif menjelaskan strategi dan eksekusinya secara langsung dan holistik, plus dihadiri komponen kunci penyelenggara negara sebagaimana dilakukan pada 8 April 2025 terbukti efektif menormalisir dinamika pasar modal dan memberi pemahaman utuh kepada investor,” ujar Panji, Selasa, 15 April 2025.
Ia menilai langkah Prabowo yang mengirimkan tiga menteri ke AS untuk bernegosiasi tentang tarif dan membangun komunikasi aktif dengan pemimpin negara lain menunjukkan kemampuan diplomasi dan keberanian mengambil langkah strategis.
Baca juga: Presiden Prabowo Ungkap Qatar Bakal Investasi dengan Danantara Sekitar Rp33 T
Prabowo juga menjalin dialog dengan Perdana Menteri Malaysia dan melanjutkan diplomasi dengan pemimpin negara-negara Timur Tengah, seperti Presiden Turki, Presiden Mesir, dan Raja Yordania. Panji menganggap langkah ini membuka peluang kerja sama dagang yang lebih luas.
“The good thing is, pemerintahan Prabowo memiliki inisiatif membangun yang diracik sesuai dengan strength dan opportunity di masyarakat dan negara. Ekspansi diperlukan agar RI terus tumbuh,” tambahnya.
Untuk menghadapi tantangan ekspor di tengah proteksionisme global, Panji menyarankan pemerintah memperluas tujuan ekspor ke negara-negara nontradisional.
“Kolaborasi antar otoritas moneter, fiskal, dan jasa keuangan untuk menggarap peta potensi alternatif ekspor yang dapat dimanfaatkan eksportir dan pemerintah (a/l Kemendag, Kemenlu) untuk mendapatkan alternatif tujuan ekspor baru,” ungkapnya.
Panji juga menekankan pentingnya optimalisasi devisa ekspor untuk memperkuat cadangan negara. Ia menyarankan Bank Indonesia untuk memfasilitasi transaksi valas agar lebih tepat sasaran. “Mapping pelaku pasar valas dan potensi volume transaksi valas (buyer dan seller), secara historis sudah ada polanya sehingga dapat dikelola. Policy DHE dan instrumen penempatannya dapat didesign atraktif,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menilai sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha sangat penting untuk menghadapi ketidakpastian global. “Dalam krisis global ini, diperlukan inisiatif pragmatis dan kerja sama antara pemerintah dan swasta agar dapat lolos dari krisis,” ujarnya.
Optimisme pasar juga tercermin dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus menunjukkan tren positif. Setelah melesat 4,79 persen pada Kamis, 10 April 2025, IHSG naik lagi sebesar 1,15 persen pada penutupan perdagangan Selasa, 15 April 2025, mencapai 6.441,68.