7 Fakta Jokowi Mulai Hilang Kesabaran soal Fitnah Ijazah Palsu

Presiden ke 7 RI Joko Widodo. Metrotvnews.com/ Triawati

7 Fakta Jokowi Mulai Hilang Kesabaran soal Fitnah Ijazah Palsu

M Rodhi Aulia • 16 April 2025 14:08

Jakarta: Setelah bertahun-tahun memilih diam dan tak menggubris berbagai tuduhan soal keaslian ijazahnya, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) akhirnya menunjukkan tanda-tanda hilang kesabaran. Tuduhan yang selama ini hanya berseliweran di ruang digital kini mulai masuk ke ruang pribadi dan mengusik batas toleransinya. 

Didatangi langsung oleh massa yang menuding ijazahnya palsu, Jokowi tak hanya menerima mereka dengan kepala dingin, tapi juga melontarkan pernyataan tegas: ia tengah mempertimbangkan untuk membawa kasus ini ke jalur hukum. Ia menegaskan bahwa langkah hukum bukan lagi wacana, melainkan opsi serius yang sedang digodok.

Berikut beberapa momen kunci yang menunjukkan bahwa Jokowi, yang selama ini dikenal tenang menghadapi serangan politik, kini siap pasang badan dan melawan fitnah yang dianggapnya sudah kelewat batas:

1. Jokowi Akui Pertimbangkan Langkah Hukum: “Sudah Jadi Fitnah di Mana-Mana”

Selama ini, Jokowi tak pernah terlihat gusar ketika diterpa isu miring soal keabsahan ijazahnya. Namun sikap itu berubah drastis ketika ia menyebut bahwa fitnah ini telah menyebar luas dan mencemarkan nama baiknya secara personal.

“Saya mempertimbangkan karena ini sudah jadi fitnah di mana-mana, pencemaran nama baik,” ujar Jokowi di kediamannya, Solo, Rabu, 16 April 2025.

Pernyataan ini menandai titik balik penting—Jokowi, yang dikenal tahan kritik dan santai menghadapi serangan politik, akhirnya buka suara lantang.

Baca juga: Temui Jokowi di Solo, TPUA Kecewa Tak Diperlihatkan Ijazah Asli

2. Belum Sebut Nama, Tapi Kuasa Hukum Sudah Bergerak

Meski sudah menyinggung kemungkinan pelaporan, Jokowi belum menyebutkan siapa saja pihak yang bakal dilaporkan. Namun ia menegaskan bahwa langkah itu akan segera diputuskan dan dikelola langsung oleh tim hukumnya.

“(Yang dilaporkan siapa) Nanti, biar disiapkan oleh kuasa hukum. Akan kami segera putuskan, nanti kuasa hukum yang akan melihat,” katanya singkat.

Kalimat ini mengindikasikan bahwa Jokowi tak akan gegabah, namun juga tak akan membiarkan isu ini bergulir tanpa perlawanan hukum yang sah.

3. Jokowi Terima Massa TPUA di Rumah

Sikap terbuka Jokowi ditunjukkan saat ia menerima langsung massa dari Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) yang datang ke kediamannya untuk menanyakan keaslian ijazah. Tapi, ia juga mengingatkan bahwa tak ada kewajiban hukum baginya untuk menuruti permintaan mereka.

"Alhamdulillah sudah saya terima, tadi di dalam rumah. Apapun beliau-beliau ini ingin silaturahim, tentu saya terima dengan baik. Kedua, Karena beliau-beliau ini minta untuk bisa saya menunjukkan ijazah asli, saya sampaikan bahwa tidak ada kewajiban dari saya menunjukkan ke mereka. Dan tidak ada kewenangan mereka mengatur saya untuk menunjukkan ijazah asli yang saya miliki," ujar Jokowi.

Jokowi memposisikan dirinya bukan sebagai objek intimidasi, tapi sebagai warga negara yang paham batas kewenangan hukum dan tata negara.

4. Jokowi Siap Tunjukkan Ijazah, Tapi Hanya Jika Diminta Hakim

Jokowi menegaskan bahwa ia tidak anti transparansi. Namun, menurutnya, permintaan untuk menunjukkan ijazah harus datang dari institusi resmi, bukan tekanan publik atau kelompok tertentu.

“Saya sampaikan, kalau ijazah asli diminta hakim, diminta pengadilan untuk ditunjukkan, saya siap datang dan menunjukkan ijazah asli yang ada. Tapi hakim yang meminta, pengadilan yang meminta," tegas Jokowi.

5. UGM Bungkam Keraguan: “Kami Tunjukkan Skripsi Asli Jokowi”

Universitas Gadjah Mada (UGM), almamater Jokowi, tak tinggal diam atas tudingan yang menyasar lulusannya. Saat TPUA mendatangi kampus untuk menuntut verifikasi, pihak UGM menerima lima orang perwakilan dan langsung memberikan penjelasan dengan data otentik.

“Jokowi tercatat dari awal hingga akhir menjalani tridarma perguruan tinggi di UGM. Kami memiliki dokumen-dokumen resmi sebagai buktinya,” kata Wakil Rektor UGM, Wening Udasmoro, dikutip dari Metro TV.

UGM bahkan menunjukkan skripsi asli milik Jokowi dan membandingkannya dengan beberapa skripsi rekan seangkatannya untuk menegaskan bahwa dokumen itu sah dan otentik.

6. Tuduhan yang Awalnya Hanya Online, Kini Menyerempet Ranah Hukum

Selama ini, narasi soal "ijazah palsu" hanya berkutat di media sosial dan forum-forum digital yang penuh spekulasi. Namun dengan adanya pertemuan langsung antara Jokowi dan massa yang menuntut, serta respons terbuka dari pihak UGM, isu ini kini bergerak ke ruang yang lebih serius: hukum.

Jokowi tampaknya sudah tak ingin reputasinya—yang selama ini ia jaga dengan cara diam—terus dirusak oleh tuduhan yang tak terbukti. Pertimbangan melaporkan fitnah ke jalur hukum bisa menjadi sinyal bahwa pemerintah juga akan menertibkan penyebaran hoaks secara sistemik.

7. Diamnya Jokowi Selama Ini Bukan Berarti Tak Mampu Membalas

Selama bertahun-tahun, Jokowi memilih untuk tidak terlalu menanggapi isu-isu personal. Ia lebih sering menyerahkan kepada publik dan pihak ketiga seperti UGM untuk menjelaskan. Namun peristiwa terbaru ini menjadi penanda: ketika fitnah sudah menyentuh kehormatan dan integritas pribadi serta negara, ia akan melawan.

Langkah hukum ini bisa jadi bukan hanya untuk membela diri, tapi juga untuk menciptakan preseden penting: bahwa penyebaran hoaks, sekecil apapun, tak bisa dibiarkan tanpa pertanggungjawaban.

"Saya mempertimbangkan untuk melaporkan ini, membawa ini ke ranah hukum," pungkas Jokowi.

Satu kalimat singkat dari Jokowi, tapi bisa menjadi awal dari babak baru: di mana kebenaran tak hanya dibela dengan klarifikasi, tapi juga dengan konsekuensi hukum.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(M Rodhi Aulia)