Melihat Kembali Kandidat-kandidat Utama Penerus Paus Fransiskus

Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025. Foto: EFE-EPA

Melihat Kembali Kandidat-kandidat Utama Penerus Paus Fransiskus

Fajar Nugraha • 8 May 2025 23:55

Vatican City: Setelah wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April lalu, 133 kardinal pemilih berkumpul di Kapel Sistina untuk konklaf menentukan pewaris takhta Santo Petrus. Proses ini mempertemukan para uskup tertinggi dari 70 negara, menyatukan warisan reformis Paus Fransiskus dengan tantangan global yang semakin kompleks.
 

Baca: Breaking News: Asap Putih Keluar dari Kapel Sistina, Paus Baru Telah Ditetapkan


Pada Kamis 8 Mei 2025 sore waktu Vatikan, konklaf yang dilakukan sejak Rabu 7 Mei 2025 akhirnya menunjukkan asap putih keluar dari Kapel Sistina. Asap putih itu menandakan telah terpilih Paus baru sebagai penerus Paus Fransiskus.

Di bawah ini adalah tokoh “papabile” atau kandidat yang sering disebut ahli dan media internasional:

1. Matteo Zuppi (Italia)
Uskup Agung Bologna yang dekat dengan Paus Fransiskus dan presiden Konferensi Waligereja Italia, Zuppi juga menjadi utusan perdamaian ke Ukraina melalui Sant’Egidio, menegaskan komitmennya pada dialog dan rekonsiliasi.

2. Pietro Parolin (Italia)
Menteri Luar Negeri Vatikan sejak 2013, Parolin memimpin diplomasi gereja dengan otoritas tinggi, merenggangkan hubungan dengan Tiongkok, Venezuela, dan negara lainnya, sehingga dianggap sebagai figur moderat dan stabil.

3. Robert Francis Prevost (AS)
Kepala Dewan Kepausan yang memilih uskup baru, Prevost menggabungkan pengalaman misionaris di Peru dengan pemahaman mendalam tentang birokrasi Vatikan.

4. Luis Antonio Tagle (Filipina)
Mantan Uskup Agung Manila ini menyuarakan soal keadilan sosial, perubahan iklim, dan inklusivitas, sehingga dijagokan sebagai paus Asia pertama era modern. Tagle juga disebut sebagai “Fransiskus dari Asia”.

5. Peter Turkson (Ghana)
Arsitek ensiklik Laudato Si’ yang menempatkan krisis iklim dan kemiskinan di pusat perhatian Vatikan, menyebarkan visi gereja peduli kaum pinggiran.

6. Peter Erdo (Hungaria)
Uskup Agung Budapest yang pelestarian tradisi liturgi dan doktrin, mewakili suara konservasi di tengah spektrum pemilih.

7. Pierbattista Pizzaballa (Italia)
Patriark Latin Yerusalem mahir menjembatani konflik internal Vatikan—terutama yang berkaitan dengan krisis keuangan dan bantuan kemanusiaan—menjadikannya kandidat kompromi.

Konklaf ini tidak hanya tentang pemilihan individu, melainkan penentuan visi dan arah pastoral Gereja Katolik ke depan. Setiap tokoh “papabile” membawa kelebihan dan tantangan tersendiri, mulai dari kesinambungan reformasi, kecakapan ilmuwan, hingga kemampuan menjembatani perbedaan internal yang akan diuji dalam dinamika pengumpulan suara anonim.

Terlepas dari lamanya proses, asap putih yang akhirnya mengepul dari cerobong Kapel Sistina menandai lahirnya pemimpin baru yang diharapkan dapat mempersatukan umat Katolik di seluruh dunia dan meneruskan misi gereja dalam menghadapi tantangan zaman.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)