Operasi gabungan Qatar dan FBI menemukan 30 sisa jenazah korban kekejaman ISIS di Suriah. (X / @Levant_24_)
Willy Haryono • 13 May 2025 18:02
Dabiq: Sebanyak 30 sisa jenazah ditemukan dalam sebuah operasi gabungan antara Qatar dan Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) di Suriah utara, tepatnya di kota Dabiq dekat perbatasan dengan Turki.
Penemuan ini menguatkan kembali luka lama yang ditinggalkan oleh kekuasaan kelompok ekstremis Islamic State (ISIS) selama puncak konfliknya pada 2014–2019.
Menurut pernyataan dari dinas keamanan internal Qatar, operasi pencarian ini dilakukan atas permintaan FBI dan bertujuan mengidentifikasi korban-korban yang diduga dibunuh oleh ISIS.
Proses pengujian DNA sedang berlangsung untuk menentukan identitas para korban, meski hingga kini tidak disebutkan kewarganegaraan mereka.
Temuan ini menjadi bagian dari upaya internasional yang lebih luas untuk menemukan para korban hilang selama masa kekuasaan ISIS di Suriah dan Irak.
Dalam rentang lima tahun kekuasaan brutalnya, ISIS menculik dan membunuh ratusan warga asing, termasuk jurnalis dan pekerja kemanusiaan.
Mengutip dari Outlook India, Selasa, 13 Mei 2025, beberapa korban paling dikenal dunia antara lain jurnalis Amerika James Foley dan Steven Sotloff, pekerja bantuan Kayla Mueller dan Peter Kassig, serta dua warga Jepang.
Jurnalis Inggris John Cantlie, yang diculik pada 2012, sempat muncul dalam sejumlah video ISIS hingga 2016 dan belum diketahui nasibnya hingga kini.
Eksekusi korban-korban asing ini disebarluaskan lewat video propagandis ISIS, yang memperlihatkan algojo bertopeng, kemudian diidentifikasi sebagai Mohammed Emwazi alias "Jihadi John", warga negara Inggris kelahiran Kuwait yang tewas dalam serangan drone AS-Inggris pada November 2015.