Topan Kajiki melanda Vietnam dan menewaskan satu orang. Foto: Anadolu
Muhammad Reyhansyah • 26 August 2025 09:59
Vinh: Wilayah tengah Vietnam diguncang Topan Kajiki pada Senin, 25 Agustus 2025, menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai delapan lainnya. Kajiki menerjang dengan hembusan angin lebih dari 130 km/jam, membawa gelombang setinggi hampir 10 meter di Teluk Tonkin sebelum mendarat sekitar pukul 15.00 waktu setempat.
Ini merupakan topan kelima yang melanda Vietnam sepanjang 2025.
Dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 26 Agustus 2025, otoritas Vietnam mengevakuasi hampir 44.000 penduduk di jalur badai, sementara 16.000 personel militer dikerahkan untuk membantu evakuasi dan siaga penyelamatan. Semua kapal nelayan diperintahkan kembali ke pelabuhan.
Sebanyak dua bandara domestik ditutup dan 35 penerbangan dibatalkan. Di Provinsi Ha Tinh dan Nghe An, badai merusak lebih dari 600 rumah serta menyebabkan pemadaman listrik luas di ibu kota Provinsi Vinh.
“Saya belum pernah merasakan angin sekencang ini seumur hidup,” kata Nguyen Thi Phuong, warga Vinh berusia 36 tahun.
Seorang pengungsi berusia 66 tahun, Le Manh Tung, mengaku cemas meski berusaha tabah. “Saya agak takut, tapi ini alam, tidak bisa kita hindari,” ujarnya di sebuah stadion olahraga dalam ruangan yang dijadikan tempat pengungsian.
Badan Meteorologi Vietnam memperingatkan risiko tinggi banjir bandang semalam setelah hujan deras mengguyur kawasan pesisir.
“Biasanya kita mengalami badai dan banjir, tapi tidak pernah sebesar ini,” tutur Nguyen Thi Nhan, warga berusia 52 tahun yang ikut mengungsi.
Para pakar menekankan, perubahan iklim akibat ulah manusia memicu cuaca ekstrem yang semakin sulit diprediksi, terutama di kawasan tropis.
Kajiki diperkirakan melemah setelah bergerak ke daratan. Pusat Peringatan Topan Gabungan (JTWC) menyebut badai mulai kehilangan energi karena memasuki perairan dangkal di Teluk Tonkin.
Sebelumnya, 20.000 warga Hainan, Tiongkok juga dievakuasi saat Kajiki melintas di selatan pulau tersebut.
Vietnam sendiri mencatat lebih dari 100 korban tewas atau hilang akibat bencana alam dalam tujuh bulan pertama 2025, dengan kerugian ekonomi mencapai USD21 juta. Tahun lalu, Topan Yagi menimbulkan kerugian hingga USD3,3 miliar dan menewaskan ratusan orang.