RI Dorong Aksi Kolektif ASEAN di Tengah Dinamika Geopolitik dan Geoekonomi Global

Menlu Sugiono saat berbicara di ASEAN Foreign Ministers Meeting di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu, 9 Juli 2025. (Kemenlu RI)

RI Dorong Aksi Kolektif ASEAN di Tengah Dinamika Geopolitik dan Geoekonomi Global

Willy Haryono • 9 July 2025 17:20

Kuala Lumpur: Menteri Luar Negeri Sugiono menekankan pentingnya upaya kolektif dan strategis dari ASEAN jika blok Asia Tenggara ini ingin tetap relevan dalam menghadapi tekanan geopolitik dan geoekonomi global yang semakin kompleks. Hal ini disampaikan dalam sesi pleno Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu, 9 Juli 2025.

“Saat ini, kita berada di titik yang sangat krusial. Rivalitas geopolitik dan tren proteksionisme global terus meningkat dan berisiko mengikis kesatuan dan relevansi kawasan. Urusan geopolitik dan geoekonomi tidak lagi bisa dipisahkan. Jika ingin tetap relevan, ASEAN harus mampu menghadapi ini semua,” ujar Menlu Sugiono.

Ia menyoroti laporan UNCTAD 2024 yang menunjukkan penurunan investasi global di berbagai sektor strategis. Namun demikian, ASEAN tetap menjadi bright spot dengan peningkatan arus investasi (FDI) sebesar 10 persen.

“Ini menunjukkan kepercayaan investor yang terus tumbuh. ASEAN harus tetap menjadi jangkar kestabilan dan magnet bagi investasi berkelanjutan,” tegas Menlu Sugiono.

Visi Komunitas ASEAN 2045

Indonesia juga mendukung penuh kerja dari ASEAN Geoeconomics Task Force dalam merumuskan opsi kebijakan strategis untuk dibahas di tingkat pemimpin. “Kita perlu mengubah visi menjadi aksi nyata yang memperkuat sentralitas ASEAN dan membentuk arsitektur kawasan yang stabil,” sebut Menlu Sugiono.

Dalam kaitan itu, Menlu Sugiono memandang implementasi Visi Komunitas ASEAN 2045 harus menjadi langkah prioritas.

Ia juga menegaskan kembali dukungan terhadap proses keanggotaan penuh Timor-Leste di ASEAN. “Keputusan sudah diambil di tingkat pemimpin. Sekarang saatnya kita wujudkan,” ucap Menlu Sugiono.

Indonesia sendiri telah menjalankan berbagai program peningkatan kapasitas untuk mendukung kesiapan Timor-Leste menjadi anggota penuh ASEAN.

Revitalisasi TAC

Di saat yang sama, Menlu Sugiono mengangkat kembali usulan Presiden Prabowo Subianto dalam KTT ke-46 ASEAN terkait peningkatan kemitraan dengan Papua Nugini (PNG). “Sebagai observer ASEAN sejak 1976, PNG memiliki kedekatan strategis dan kultural yang erat dengan kawasan,” ungkap Menlu Sugiono.

Ia juga menyoroti pentingnya revitalisasi Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (Treaty of Amity and Cooperation/TAC). “TAC harus tetap relevan dengan tantangan zaman, termasuk dengan memperkuat fungsi diplomasi preventif TAC,” tegasnya.

Menlu Sugiono menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa kredibilitas ASEAN akan ditentukan oleh keselarasan nilai dan kesesuaian tindakannya.

“Mari kita bangun ASEAN yang tidak hanya tangguh dan kohesif, tapi juga visioner, inklusif, dan berpandangan ke depan,” pungkas Menlu Sugiono.

Pertemuan AMM dihadiri para Menteri Luar Negeri ASEAN, Timor-Leste, dan Sekretaris Jenderal ASEAN. Delegasi Myanmar diwakili oleh perwakilan non-politik.

Pertemuan ini telah menghasilkan beberapa dokumen kesepakatan, antara lain (1) Keputusan Menlu ASEAN untuk Peningkatan Hubungan ASEAN dengan Pihak Eksternal; (2) Joint Communique AMM ke-58; (3) AICHR Five Year Work Plan 2026-2030; (4) AICHR Priority Programs 2026; dan (5) AICHR Annual Report 2025.

Keputusan Menlu ASEAN untuk Peningkatan Hubungan ASEAN dengan Pihak Eksternal adalah inisiatif Indonesia. Keputusan ini bertujuan mendorong ASEAN agar menjadi lebih proaktif dalam melakukan engagement dengan mitranya, sejalan dengan kepentingan dan sentralitas ASEAN.

Baca juga:  Menlu Sugiono: Visi ASEAN 2045 Harus Jadi Panduan Utama

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)