Indonesia Qur'an Hour (IQH) 2025 di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Istimewa.
Jakarta: Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyoroti kebutuhan mushaf nasional yang dinilai semakin mendesak. Menurut dia, Indonesia membutuhkan 2 juta mushaf Al-Qur’an setiap tahun, namun produksi nasional baru mencapai sekitar 400 ribu eksemplar.
"Masih ada kekurangan sekitar 600 ribu mushaf yang harus kita penuhi, belum termasuk kebutuhan ekspor," kata Nasaruddin dalam kegiatan Indonesia Qur'an Hour (IQH) 2025 di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, dikutip Minggu, 23 November 2025.
Ia menegaskan Indonesia memiliki potensi besar dalam industri mushaf modern. Termasuk, mushaf berkualitas yang diterbitkan Quran Cordoba.
"Kertas mushaf itu hidup karena ayat-ayatnya. Al-Qur’an harus berada di atas segala-galanya," ucap Imam Besar Masjid Istiqlal itu.
Nasaruddin menegaskan pentingnya gerakan membaca dan menghidupkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. "Siapa yang meninggikan kalimat Allah, memuliakan nama Allah dan kalam-Nya, maka Dia akan memberikan perlindungan-Nya," ungkap Nasaruddin.
Sementara itu, Founder Quantum Reading Qur’an, Abu Rabbani, mengungkapkan fakta mencengangkan mengenai kemampuan baca masyarakat muslim di Indonesia. Berdasarkan asesmen literasi Qur’an, diperkirakan 72,25 persen masyarakat Indonesia belum bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
"Ini tantangan besar yang harus kita jawab bersama," ungkap Abu Rabbani.
Ia menegaskan, gerakan seperti IQH bukan hanya perayaan, tetapi momentum nasional untuk membangkitkan literasi baca Al-Qur’an.
Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam acara Indonesia Qur'an Hour (IQH) 2025. Foto: Istimewa
Menguatkan Gerakan Literasi Qur’ani
Pada momentum itu, tokoh penggerak IQH, Joni Rosadi kembali mengajak masyarakat membangun kebiasaan harian bersama Al-Qur’an melalui tiga kewajiban utama: membaca, memahami, dan mengamalkan. Ia juga menekankan empat nilai peradaban Qur’ani sebagai fondasi kehidupan umat:
- Menolong agama Allah.
- Mencintai Al-Qur’an dalam sikap dan tindakan.
- Menjadikan Al-Qur’an sebagai sahabat dan pembela.
- Membiasakan akhlak Qur’ani.
Sedangkan Ustaz Koh Dennis Lim turut menyampaikan kisah hijrahnya yang dipandu oleh nilai Al-Qur’an, yang disambut haru oleh ribuan jamaah.
Khatam Al-Qur’an Bersama
Rangkaian IQH 2025 ditutup dengan khatam Al-Qur’an bersama dan pembacaan Surah As-Saff oleh qari Masjid Istiqlal.
Panitia menyediakan 1.000 mushaf gratis untuk peserta, sekaligus memberikan hadiah umrah dari STIKES Dharma Husada kepada hafiz muda Ragheb Ghalsyam, lulusan Ponpes Rafah Bogor, yang diuji hafalannya langsung di panggung.
IQH 2025: Menyatukan Umat Lewat Cahaya Wahyu
Acara yang diinisiasi Quran Cordoba bersama Yayasan Nur Quran Indonesia sejak 2017 itu kembali menggaungkan gerakan membaca dan mengamalkan Al-Qur’an di seluruh Indonesia. Mengusung tema 'Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya' IQH 2025 menghadirkan ulama, qari, tokoh umat, pengusaha, serta komunitas Qur’ani untuk mendorong penguatan karakter bangsa berbasis nilai wahyu.
Langkah strategis untuk memperkuat industri mushaf nasional dinilai diperlukan. Mulai dari peningkatan kapasitas percetakan, pemerataan distribusi, standarisasi kualitas, hingga penyediaan mushaf dengan harga terjangkau.
Dengan kebutuhan mushaf yang terus meningkat setiap tahun, industri penerbitan Al-Qur’an dinilai memiliki prospek besar melalui kolaborasi pemerintah, penerbit, dan sektor swasta.