Gunung Lewotobi Laki-Laki Berstatus Awas

Gunung Lewotobi Laki-Laki. (Dok BNPB)

Gunung Lewotobi Laki-Laki Berstatus Awas

Lukman Diah Sari • 13 February 2025 13:29

Jakarta: Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengungkap ada peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam periode pengamatan pada 5 Februari hingga 13 Februari 2025. Kenaikan tingkat aktivitas itu dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas), pada Kamis, 13 Februari 2025. 

"Status ini menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik telah mencapai fase kritis dan potensi erupsi besar semakin meningkat," ujar Abdul, dalam keterangan resmi, Kamis, 13 Februari 2025.

Berdasarkan hasil pemantauan visual, gunung tampak mengeluarkan asap kawah utama berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas bervariasi dari tipis hingga tebal. Tinggi asap mencapai 50-1.500 meter dari puncak, sementara letusan yang terjadi mencapai ketinggian 500-800 meter.

"Cuaca di sekitar gunung bervariasi dari cerah hingga hujan dengan angin bertiup ke berbagai arah," ungkap dia.

Dia menerangkan bahwa kondisi ini sejalan dengan peningkatan aktivitas kegempaan yang terekam dalam periode pemantauan terbaru. Berdasarkan data kegempaan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), dalam periode ini tercatat 43 kali gempa letusan/erupsi, 987 kali gempa hembusan, 388 kali gempa harmonik, serta beberapa jenis gempa lainnya yang menunjukkan adanya suplai magma dan peningkatan tekanan dari dalam gunung.

"Cahaya pijar yang terlihat samar di malam hari di sekitar puncak juga mengindikasikan adanya pergerakan lava menuju permukaan," jelas Abdul.

Baca: 

Kasus Penjualan Bantuan Korban Erupsi Lewotobi Mulai Terkuak


Dia mengungkap lonjakan aktivitas kegempaan yang terjadi semakin memperkuat indikasi bahwa Gunung Lewotobi Laki-laki berada dalam fase kritis. Terjadi peningkatan mendadak gempa vulkanik pada Selasa, 11 Februari 2025, pukul 22.00 Wita, yang berlanjut hingga Kamis,, 13 Februari 2025, pukul 00.00 Wita dan masih berlangsung hingga laporan ini dibuat.

"Dengan adanya tren peningkatan aktivitas vulkanik ini, masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti arahan dari otoritas terkait," imbau Abdul.

Masyarakat dan pihak terkait diimbau untuk menghindari aktivitas dalam radius enam kilometer dari pusat erupsi serta sektoral barat daya-timur laut sejauh tujuh kilometer. Masyarakat diminta mematuhi arahan pemerintah daerah dan tidak terpancing isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Selain ancaman erupsi, potensi banjir lahar hujan juga harus menjadi perhatian utama, terutama bagi warga di daerah aliran sungai yang berhulu di puncak gunung. Potensi ini perlu diwaspadai di daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.

"Bagi masyarakat terdampak hujan abu, disarankan untuk menggunakan masker atau penutup hidung-mulut guna mengurangi risiko gangguan pernapasan," jelas dia.

Dia memastikan pemerintah daerah dan BNPB terus melakukan langkah-langkah mitigasi serta koordinasi dengan berbagai pihak terkait. Selain itu, pemerintah daerah terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi guna memastikan langkah-langkah mitigasi berjalan efektif.

Pemerintah Kabupaten Flores Timur pun meminta warga yang telah kembali ke enam desa dalam Kawasan Rawan Bencana untuk segera mengungsi kembali ke posko atau mencari tempat aman secara mandiri. BNPB mengingatkan masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki tetap waspada dan menghindari aktivitas dalam zona bahaya.

"Masyarakat juga diminta untuk menyiapkan perbekalan darurat, seperti makanan, air minum, obat-obatan, dan dokumen penting dalam tas siaga. Selain itu, jalur evakuasi serta titik kumpul harus dipastikan dalam kondisi jelas dan mudah diakses," imbau Abdul.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Lukman Diah Sari)