Makan Bergizi Gratis untuk Investasi Generasi Masa Depan

Ilustrasi program makan bergizi gratis (MBG). Metrotvnews.com/Siti Yona

Makan Bergizi Gratis untuk Investasi Generasi Masa Depan

Deny Irwanto • 17 February 2025 22:14

Jakarta: Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu program unggulan pemerintah yang dinilai sebagai investasi signifikan bagi masa depan generasi muda Indonesia. Program ini diungkap Presiden Prabowo Subianto saat menjadi pembicara dalam acara World Government Summit 2025.

Dalam kesempatan tersebut Prabowo menegaskan program MBG yang tampak sederhana ini memiliki dampak besar bagi pembangunan bangsa di masa depan.

"Ketika diterapkan di ratusan ribu sekolah, tepatnya 330.000 sekolah, dari desa-desa terpencil hingga pusat kota yang dinamis, hal ini menjadi investasi yang signifikan bagi masa depan kita. Tujuan kami dalam program ini adalah untuk mencakup lebih dari 85 juta anak dan wanita hamil di Indonesia," kata Prabowo dalam keterangan per dikutip, Senin, 17 Februari 2025.
 

Baca: Sebagian Dana dari Efisiensi Anggaran untuk Makan Bergizi Gratis
 
Program MBG tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan gizi anak-anak, melainkan juga menjadi langkah strategis untuk menciptakan generasi yang sehat dan cerdas. Pemerintah menilai bahwa kecukupan gizi sejak dini sangat menentukan kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan.

Melalui asupan gizi yang seimbang, diharapkan anak-anak Indonesia dapat tumbuh optimal baik secara fisik maupun mental.

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Fauzan, turut mendukung program ini sebagai bagian dari upaya mencapai visi Indonesia Emas 2045. Menurut Fauzan program MBG tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan semata, tetapi juga pada perkembangan mental, karakter, dan kualitas pendidikan generasi muda.

"Dengan program Makan Bergizi Gratis ini diharapkan seluruh elemen, seluruh institusi perguruan tinggi berkolaborasi menyambut Indonesia Emas 2045. Perguruan tinggi memiliki peran penting dalam mengawal program ini, baik dalam bentuk kajian maupun tata kelola secara kualitatif dan kuantitatif," jelas Fauzan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)