Ilustrasi. Foto: Dokumen Kementerian Keuangan
Insi Nantika Jelita • 17 February 2025 16:18
Jakarta: Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus selama 57 bulan berturut-turut. Pada Januari 2025, neraca perdagangan mencatat surplus sebesar USD3,45 miliar atau senilai Rp55,81 triliun (kurs Rp16.212). Angka ini naik sebesar USD1,21 miliar secara bulanan.
"Neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 57 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," ungkap Amalia dalam konferensi pers Rilis BPS secara daring, Senin, 17 Februari 2025.
Surplus pada Januari 2025 ini ditopang oleh surplus pada komoditas nonmigas dengan komoditas penyumbang surplus utama adalah bahan bakar mineral HS27, lalu lemak dan minyak hewan nabati atau HS15, dan juga besi dan baja atau HS72.
Kendati demikian, pada periode yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit sebesar USD1,43 miliar. Amalia menerangkan penyumbang defisit berasal dari minyak mentah dan hasil minyak.
Selanjutnya, Amalia mengatakan pada Januari 2025, Indonesia mengalami surplus perdagangan barang dengan beberapa negara, dan tiga terbesar di antaranya adalah dengan Amerika Serikat dengan nilai USD1,58 miliar, India USD770 juta, dan Filipina sebesar USD730 juta.
Sementara itu, untuk defisit perdagangan antara lain dengan Tiongkok sebesar USD1,77 miliar, dengan Australia defisit USD190 juta dan dengan Ekuador sebesar USD130 juta.
Baca juga: BPS: Januari, Ekspor Indonesia Anjlok 8,56% |