Ilustrasi. Media Indonesia
Media Indonesia • 1 October 2025 07:49
BOS-BOS badan usaha milik negara (BUMN) diultimatum. Presiden Prabowo Subianto memberikan waktu 2-3 tahun untuk membersihkan perusahaan pelat merah dari tangan-tangan yang gemar menyembunyikan aset dan mengutil penerimaan negara. Prabowo mengancam mengerahkan KPK dan Kejaksaan Agung untuk memburu mereka yang masih nekat menggarong.
Perkara borok di BUMN tersebut sebetulnya sudah beberapa kali diungkit Presiden Prabowo. Sebelumnya, dalam pidato saat menyampaikan Nota Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026, Kepala Negara menyentil tentang bonus atau tantiem bagi pejabat BUMN yang disebutnya 'akal-akalan'.
Dalam pidatonya ketika itu, Presiden Prabowo mengkritik keras praktik pengelolaan BUMN yang boros. Ia mengungkap ada komisaris yang hanya rapat sebulan sekali, tapi mendapat tantiem Rp40 miliar. Maka, Prabowo menghapus tantiem bagi komisaris BUMN, melengkapi instruksinya memangkas jumlah komisaris di BUMN menjadi maksimal 6 orang.
Kini, Presiden Prabowo kembali menyentil manajemen BUMN yang nekat menambah bonus, padahal perusahaannya disebut merugi. Kepala Negara juga gusar soal kinerja BUMN yang dinilainya belum mampu memberikan keuntungan memadai untuk negara.
Menurut Prabowo, dengan aset yang saat ini mencapai US$1.000 miliar, mestinya diperoleh keuntungan 10%-nya atau US$100 miliar per tahun. Jumlah tersebut setara Rp1.600 triliun.
Ditilik dari laporan keuangan gabungan 2023, laba bersih konsolidasi 65 BUMN 'hanya' Rp327 triliun. Setoran dividen BUMN ke kas negara sepanjang 2020-2024 juga sangat fluktuatif. Pada 2020, setoran dividen hanya Rp27 triliun karena dihempas pandemi covid-19.
Di 2021, meski masih terdampak pandemi, setoran BUMN melejit ke Rp68,9 triliun. Namun, tahun-tahun selanjutnya mengempis, 2022 Rp53,1 triliun, 2023 tinggal Rp35,3 triliun, dan 2024 Rp41,8 triliun.
Ucapan Kepala Negara yang buka-bukaan mengenai buruknya tata kelola BUMN memberikan secercah harapan. Jika sudah mengidentifikasi dan mengungkap masalahnya, tentu tindakan selanjutnya ialah mengatasinya.
Baca Juga:
KPK Dukung Presiden Prabowo Bersih-bersih BUMN |