Menteri LH Identifikasi Sumber Memperparah Banjir di Tapsel

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol. Foto: Antara/HO-Kementerian Lingkungan Hidup.

Menteri LH Identifikasi Sumber Memperparah Banjir di Tapsel

Anggi Tondi Martaon • 6 December 2025 08:48

Jakarta: Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq,  mengidentifikasi penyebab utama yang memperparah banjir di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatra Utara (Sumut). Berdasarkan identifikasi awal, ada tiga dugaan penyebab yang memperparah banjir di Tapsel.

"Kami mengidentifikasi sedikitnya tiga sumber utama yang memperparah banjir," ujar Hanif dikutip dari Antara, Sabtu, 6 Desember 2025.

Ia menjelaskan tiga sumber itu ialah kegiatan hutan tanaman industri, pembangunan listrik tenaga air yang masif, dan aktivitas penambangan emas di daerah aliran sungai (DAS) Batang Toru.

"Semua ini memberi kontribusi signifikan terhadap tekanan lingkungan," ungkap Hanif.

Untuk memastikan langkah penanganan berbasis data, Menteri Hanif memaparkan identifikasi awal dilakukan melalui kombinasi pantauan udara dan groundcheck langsung di titik yang diduga menambah beban limpasan air.

Baca juga: Perbaikan Jaringan Telekomunikasi di Wilayah Bencana Dipercepat

Penjelasan itu disampaikan Menteri LH untuk menggambarkan kondisi faktual di hulu DAS yang kini berada dalam tekanan tinggi. Hal itu disebabkan beragam aktivitas pemanfaatan ruang.

Selain itu, kawasan hulu didominasi oleh hamparan luas lahan pertanian, baik lahan kering maupun lahan basah yang turut mempengaruhi kemampuan tanah menyerap air hujan.

KLH/BPLH kini melakukan verifikasi lapangan secara menyeluruh. Hal itu dilakukan untuk memastikan seluruh temuan dapat diikuti dengan tindakan korektif yang presisi

Menteri Hanif menegaskan pemulihan lingkungan tidak dapat dilakukan secara parsial. Namun, harus memandang keseluruhan ekosistem sebagai satu kesatuan.

Ia menekankan pola curah hujan ekstrem yang terjadi belakangan ini harus menjadi acuan baru dalam perencanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang. “Semua temuan ini harus dinilai dalam satuan lanskap yang utuh, dengan intensitas hujan yang kini melampaui 250, bahkan 300 mm, KLH/BPLH akan review kembali seluruh persetujuan lingkungan yang berlaku di DAS Batang Toru,” sebut Hanif.

Selain itu, KLH/BPLH memperketat pengawasan terhadap aktivitas pemanfaatan ruang di kawasan rawan banjir dan longsor. Termasuk dua perusahaan yang diinspeksi mendadak di Batang Toru.

Setiap kegiatan di lereng curam, hulu DAS, dan alur sungai kini diverifikasi ulang terhadap izin lingkungan dan kesesuaian tata ruang. Penegakan hukum akan ditempuh apabila ditemukan pelanggaran yang berpotensi menambah risiko bencana.

Menteri Hanif masih melakukan verifikasi lapangan secara langsung terhadap perusahaan lainnya yang terindikasi memberi kontribusi signifikan pada tekanan lingkungan sehingga memperparah bencana banjir dan longsor di wilayah Sumatera.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Anggi Tondi)