Kawasan Pesisir DIY Prioritas Mitigasi Ancaman Megathrust

Ilustrasi--Dampak gempa Gunungkidul, DIY. (MGN/Erwin Hidayat)

Kawasan Pesisir DIY Prioritas Mitigasi Ancaman Megathrust

Ahmad Mustaqim • 4 September 2024 11:03

Yogyakarta: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memfokuskan mitigasi pada wilayah pesisir selatan terhadap ancaman dampak megathrust. Meski demikian, BPBD setempat mengakui kawasan lain memiliki ancaman dampak serupa. 

"Mitigasi dan kesiapsiagaan ini penting bagi masyarakat pesisir, khususnya apabila muncul potensi tsunami," kata Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad di Yogyakarta pada Rabu, 4 September 2024. 

Noviar mengatakan mitigasi yang dilakukan yakni memberikan pengetahui masyarakat cara dan langkah yang diambil saat terjadi bencana gempa berkekuatan besar tersebut. Menurut dia, masyarakat harus sudah menyiapkan tas berisi keperluan pribadi berkategori penting. 

"Jadi benda itu hanya dibawa ketika terjadi bencana yang tidak kita harapkan," kata dia. 

Selain itu, ia melanjutkan, masyarakat ditekankan mengetahui jalur evakuasi dan titik kumpul menjauhi bangunan-bangunan yang tidak kuat terhadap gempa. Apabila di dalam ruangan, ia mengatakan masyarakat harus mencari tempat berlindung ke tempat yang lebih kuat. 

"Jangan lupa selalu memperhatikan peringatan yg dikeluarkan oleh BMKG dan BPBD DIY maupun kabupaten/kota," ujarnya. 
 

Baca juga: Sekolah Sukma Bangsa Pidie Simulasi Gempa, Bekali Siswa Hadapi Bencana

Menurut Noviar, sejumlah antisipasi sudah mulai dilakukan sejak 2023. Di antaranya ketika simulasi penanganan bencana dengan negara-negara se-ASEAN di Yogyakarta. Ketika itu juga diikuti jajaran aparat dari berbagai negara anggota ASEAN. 

Ia menilai, masyarakat di Yogyakarta sudah lebih siap untuk menghadapi kemungkinan bencana tersebut itu. Kendati demikian, kata dia, bukan berarti mengabaikan terkait peringatan yang dilakukan oleh BMKG. 

"Tapi, perlu ada kerja sama multipihak untuk memberikan simulasi edukasi, sosialisasi, terutama masyarakat pesisir ketika terjadi megathrust. Karena waktunya tidak ada yang tahu, tidak ada satupun teknologi yang memprediksi kapan terjadinya bencana," ujarnya. 

Ia mengungkapkan, masyarakat 6 desa di pesisir Pantai Glagah Kabupaten Bantul juga telah mendapat simulasi sekaligus pemasangan jalur evakuasi. Selain itu, langkah pemasangan jalur evakuasi telah dilakukan di sepanjang pantai di Kabupaten Gunungkidul. Ia menyebut bakal menambah pemasangan rambu jalur evakuasi itu di sejumlah titik dan kawasan. 

Noviar menambahkan, gempa yang terjadi Senin malam, 26 Agustus 2024, berkekuatan manitudo 5.8 berada di titik epicentrum jalur megatrust yaitu barat daya Kabupaten Gunungkidul dengan kedalaman 32 kilometer. Meski belum kategori megathrust, dampaknya sudah merusak ratusan bangunan. 

"Hasil identifikasi kami terhadap korban 107 (se-DIY) bangunan rumah rusak ringan, tidak ada rusak berat. Sebagian besar di Gunungkidul, kapanewon (kecamatan) Semanu. Di Kabupaten Bantul ada 18 bangunan dan Kulon Progo 3 bangunan," ucapnya. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)