Menara Telkom. Foto: Dokumen Telkom
Annisa Ayu Artanti • 2 November 2023 16:04
Jakarta: PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp111,2 triliun atau tumbuh positif 2,2 persen year on year (YoY).
Pendapatan tersebut dikontribusikan dari kinerja bisnis Data, Internet & IT Services dan IndiHome dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 4,8 persen dan 4,3 persen dibandingkan dari periode yang sama tahun lalu.
EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) perseroan tercatat sebesar Rp59,1 triliun, dengan EBITDA Margin 53,1 persen, tumbuh cukup baik dari 52,2 persen pada semester satu lalu. Perseroan juga membukukan laba bersih Rp19,5 triliun dengan pertumbuhan double digit sebesar 17,6 persen YoY.
Biaya pemasaran perseroan mengalami penurunan sebesar 6,9 persen YoY menjadi Rp2,6 triliun disebabkan strategi dan sasaran target promosi yang efektif. Langkah transformasi perseroan Five Bold Moves, salah satunya inisiatif Fixed Mobile Convergence (FMC) melalui integrasi IndiHome ke Telkomsel pada Juli lalu mulai menunjukkan sinyal positif.
"Alhamdulillah komitmen Telkom untuk terus mempercepat langkah transformasi melalui inisiatif FMC mulai menunjukkan progress yang positif, dari sisi synergy value dan cost efficiency. Strategi utama lain Five Bold Moves juga berjalan on the track, seperti InfraCo, Data Center, dan B2B Digital IT Service," kata Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, dalam keterangan resmi, Kamis, 2 November 2023.
Baca juga: Gandeng Starlink, Anak Usaha Telkom Perkuat Konektivitas Digital di Papua
Efisiensi belanja modal dan operasional
Menurut dia, efisiensi dari belanja modal maupun belanja operasional diproyeksikan dapat memperlihatkan hasil yang baik sebagaimana yang direncanakan oleh perseroan.
Begitu juga dengan nilai sinergi dari IndiHome dan Telkomsel, Ririek berharap seiring proses dan waktu yang terus berjalan, potensi peningkatan
revenue dari sinergi keduanya dapat menunjukkan hasil mulai awal tahun depan.
Sementara itu, pada inisiatif B2B Digital IT Service yang fokus pada segmen bisnis Business-to-Business (B2B), Telkom meluncurkan Indibiz sebagai solusi konektivitas yang dilengkapi dengan platform dan layanan digital untuk menggarap kebutuhan para pelaku bisnis kecil dan menengah atau UKM (
small and medium enterprises).
Pada segmen
Mobile dan
Consumer yang di antaranya terdiri dari
mobile dan
home broadband, Telkomsel mencatat kinerja cemerlang dengan pendapatan Rp73,2 triliun atau tumbuh 10,6 persen YoY dan 29,6 persen
quartal on quartal (QoQ) dengan profitabilitas yang utamanya didukung oleh pertumbuhan Digital Business sebesar tujuh persen YoY dengan nilai kontribusi yang meningkat dari 80,1 persen menjadi 86,1 persen dari total pendapatan periode yang sama tahun lalu.
Pada segmen
enterprise, perseroan membukukan pendapatan Rp14,6 triliun yang tumbuh 6,6 persen YoY yang dikontribusi dari solusi B2B Digital IT Services dan Enterprise Connectivity.
"Telkom terus memperkuat kapabilitas di bisnis
cloud melalui kerja sama strategis dengan pemain teknologi global, di samping terus meningkatkan kualitas dalam memberikan solusi digital kepada pelanggan," jelas dia.
Selanjutnya, segmen
wholesale dan
international mencatat pendapatan Rp12,3 triliun atau tumbuh 9,1 persen YoY dikontribusi pertumbuhan pada bisnis layanan suara
wholesale internasional dan bisnis infrastruktur digital.
Pada bisnis data
center, TelkomGroup memiliki dan mengelola 32 data
center yang tersebar di empat negara (Indonesia, Singapura, Hong Kong, dan Timor Leste) dengan rata-rata utilisasi hingga 70 persen.
"Mayoritas data
center tersebut memiliki klasifikasi tier 3 dan 4 dengan total kapasitas hingga 42 MW. Selain data center, perseroan juga fokus pada layanan cloud untuk memenuhi beragam kebutuhan digital pelanggan," sebut dia.
Bisnis data center Telkom
Adapun hingga September 2023, bisnis data
center dan
cloud TelkomGroup membukukan pendapatan Rp1,4 triliun.
Lebih lanjut, Ririek juga menyampaikan hingga September 2023, Telkom telah menggunakan belanja modal perseroan mencapai Rp22,1 triliun atau 19,9 persen dari total pendapatan.
Belanja modal itu difokuskan pada pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi. Pada bisnis
fixed broadband, belanja modal digunakan untuk pengembangan akses
fiber optic, infrastruktur kabel laut dan proyek lainnya seperti menara telekomunikasi dan data
center.
Sementara itu, belanja modal juga digunakan untuk peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan 4G, pengembangan teknologi 5G serta penguatan sistem IT pada bisnis
mobile.
"Kami optimis langkah transformasi ini akan memberikan output yang baik untuk keberlangsungan perusahaan nantinya," jelas dia.