Manufaktur Tiongkok Bakal Alami Kontraksi

Ekonomi Tiongkok. Foto: Unsplash.

Manufaktur Tiongkok Bakal Alami Kontraksi

Arif Wicaksono • 27 June 2024 14:50

Beijing: Aktivitas manufaktur Tiongkok kemungkinan mengalami kontraksi untuk bulan kedua di Juni. Menurut perkiraan median dari 19 ekonom dalam jajak pendapat tersebut Indeks manajer pembelian (PMI) resmi Tiongkok diperkirakan sebesar 49,5, tidak berubah dari April. Angka 50 poin memisahkan pertumbuhan dan kontraksi aktivitas.

Dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 27 Juni 2024, Hal ini menjaga seruan untuk stimulus baru tetap hidup setelah serangkaian indikator baru-baru ini menunjukkan perekonomian kesulitan untuk bangkit kembali. Perkiraan tertinggi dalam jajak pendapat tersebut adalah 50,0 dari DZ Bank, sedangkan Industrial Bank Tiongkok memberikan angka terendah yaitu 49,1.

PMI, sebuah survei berbasis sentimen, kadang-kadang menyajikan gambaran perekonomian yang lebih suram dibandingkan beberapa data yang lebih sulit. Namun angka output industri dan keuntungan bulan Mei yang mengecewakan menunjukkan bahwa pemilik pabrik punya alasan untuk khawatir.

Ekspor Tiongkok melampaui perkiraan pada Mei, menunjukkan produsen berhasil menemukan pembeli di luar negeri, namun para ahli mengatakan masih belum ada kepastian apakah penjualan ekspor tersebut akan berkelanjutan.

Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya ketegangan perdagangan antara Beijing di satu sisi dan Washington serta Brussels di sisi lain. Sementara itu, krisis properti yang berkepanjangan terus menghambat permintaan dalam negeri.

Penjualan ritel bulan lalu mengalahkan perkiraan, namun terbantu oleh peningkatan hari libur nasional selama lima hari, sementara investasi sektor publik hanya tumbuh 0,1 persen pada periode Januari-Mei, yang mencerminkan lemahnya kepercayaan konsumen dan investor.

Para analis memperkirakan Tiongkok akan meluncurkan lebih banyak langkah-langkah dukungan kebijakan dalam jangka pendek, sementara janji pemerintah untuk meningkatkan stimulus fiskal terlihat membantu mendorong konsumsi domestik ke tingkat yang lebih tinggi.

Dukungan kebijakan dan ekspor

Kepala Ekonomi Tiongkok di Capital Economics Julian Evans-Pritchard mengatakan dukungan kebijakan dan ekspor yang kuat akan membantu perekonomian senilai USD18,6 triliun tumbuh 5,5 persen tahun ini, Namun ia urang optimis terhadap prospek jangka menengah.

Para pejabat berada di bawah tekanan untuk menggerakkan mesin pertumbuhan baru guna mengurangi ketergantungan perekonomian pada properti, sebuah tujuan yang menurut para analis mungkin tidak sesuai dengan menjaga pertumbuhan tetap stabil di sekitar lima persen, yang merupakan target tahun ini.

Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang mengatakan pertumbuhan pesat industri-industri baru sangat mendukung pembangunan ekonomi yang sehat. “Perekonomian Tiongkok telah mempertahankan tren peningkatan dan diperkirakan akan terus membaik pada kuartal kedua,” tambah Li.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)