Ilustrasi. Medcom.id
Tasikmalaya: Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari ke depan terhitung mulai Senin, 8 Juli 2024, bencana tanah longsor dan pergerakan tanah. Penetapan status tanggap darurat bencana tersebut, menyebabkan 8 unit rumah rusak dan ratusan lainnya terancam tersebar di 17 Kecamatan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin, mengatakan hujan deras dengan intensitas tinggi yang terjadi banyak bencana longsor dan pergerakan tanah tercatat di 90 titik tersebar di 17 kecamatan. Namun rumah yang ditempati mereka menjadi ancaman jika hujan kembali turun dan bisa menyebabkan longsor susulan hingga semakin meluaskan pergerakan tanah.
"Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya melalui BPBD telah mengeluarkan status tanggap darurat bencana mulai longsor dan pergerakan tanah selama 14 hari ke depan berada di 17 kecamatan antara lain Sariwangi, Jatiwaras, Culamega, Karangnunggal, Cigalontang, Sodonghilir, Cibalong, Mangunreja, Salawu, Bojonggambir, Puspahiang, Cisayong, Taraju, Parungponteng, Leuwisari, Cipatujah dan Sukaraja," kata Nuraedidin, Rabu, 10 Juli 2024.
Dia mengatakan penetapan status tanggap darurat bencana yang dilakukannya sebagai dasar menanggulangi dan juga mengucurkan anggaran dari biaya tak terduga (BTT) untuk bencana alam. Namun bencana longsor dan pergerakan tanah yang terjadi di Kabupaten Tasikmalaya memang selama ini tidak bisa diprediksi ketika hujan terjadi masyarakat harus meningkatan kewaspadaan agar tidak menimbulkan kerugian.
"Bencana hidrometeorologi berdampak pada banjir, longsor, pergerakan tanah, pohon tumbang dan cuaca ekstrem. Kesiapsiagaan harus direspon semua pihak termasuk Camat, Kades dan masyarakat harus mewaspadai kejadian agar tidak menimbulkan kerugian dan status tanggap darurat, dilakukannya di 17 kecamatan, karena daerahnya paling rawan bencana longsor dan pergerakan tanah," jelasnya.
Sementara Camat Salawu, Nandang Haryana, mengatakan hujan deras yang terjadi telah menyebabkan longsor dan pergerakan tanah tersebar di 12 Desa antara lain Jahiang, Karangmukti, Kawungsari, Kutawaringin, Margalaksana, Neglasari, Salawu, Sukarasa, Tanjungsari, Sundawening, Tenjowaringin dan Serang. Namun, pergerakan tanah yang terjadi makin meluas hingga mengancam 513 kepala keluarga (KK) tersebar di 90 titik lokasi.
"Bencana longsor dan pergerakan tanah yang terjadi di wilayahnya ada 8 unit rumah rusak berat terbawa longsor, 10 KK mengungsi dan mengosongkan rumahnya hingga 513 KK dalam kondisi terancam dengan kerusakan di bagian dinding. Akan tetapi, untuk sawah yang dimiliki warga banyaknya tertimbun longsoran termasuk jalan, halaman rumah belah, retak, amblas tapi untuk sekarang pengugsi harus mengungsi ke tenda pengungsian dan rumah saudara serta sebagian meronda," ujarnya.