Bulog Bantah Isu Mark Up Beras Impor

Gedung Bulog. Foto: MI/Adam Dwi

Bulog Bantah Isu Mark Up Beras Impor

Naufal Zuhdi • 12 July 2024 12:54

Jakarta: Perum Bulog membantah isu penggelembungan harga (mark up) beras impor.

Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto mengatakan pihaknya tidak memiliki keterikatan kontrak dengan perusahaan Tan Long Vietnam.


"Perusahaan Tan Long Vietnam yang diberitakan memberikan penawaran beras, sebenarnya tidak pernah mengajukan penawaran sejak bidding 2024 dibuka. Jadi tidak memiliki keterikatan kontrak impor dengan kami pada tahun ini," ucap Suyamto dilansir Media Indonesia, Jumat, 12 Juli 2024.

Ketua Dewan Direksi dan Direktur Utama Tap Doàn Tân Long (TLG), Truong Sy Bá menjelaskan pihaknya tidak pernah memenangkan tender apapun dari Bulog semenjak tahun lalu

"Dalam sejarah tender beras Bulog, dari 2023 sampai sekarang, kami tidak pernah memenangkan tender langsung apapun dari Bulog," imbuh dia.

Hal ini tentu menjawab sejumlah tuduhan penggelembungan harga beras impor dari Vietnam, serta keraguan kepada kinerja Perum Bulog dalam hal pelaksanaan tender.
 
Baca juga: 

Perum Bulog: Realisasi Impor Sudah Capai 2 Juta Ton


Ba mengatakan saat paket tender diumumkan Bulog pada 22 Mei, perusahaan Loc Troi dan anak perusahaannya berencana menawarkan 100 ribu ton beras. Namun di sisi lain, Tan Long juga menawarkan sejumlah 100 ribu ton beras dengan harga USD15 per ton lebih tinggi sehingga tidak memenangkan tender.

"Indonesia membeli beras melalui tender Bulog dan membeli dengan harga CNF bukan harga FOB, dan harga CNF dari perusahaan Loc Troi, Thuan Minh, Quang Phát sekitar USD568 per ton atau dengan harga FOB sekitar USD530 per ton, lebih rendah dari penawaran kami sebesar USD538 per ton, harga FOB kami lebih tinggi USD5-USD8 per ton," jelas dia.

Bulog merasa jadi korban

Oleh karena itu, Perum Bulog merasa pihaknya telah menjadi korban akan sebuah laporan tanpa fakta serta telah merugikan reputasi perusahaan, terutama ketika saat ini perusahaan sedang berbenah diri melalui transformasi di semua lini bisnis.

"Kami terus menjaga komitmen untuk tetap menjadi pemimpin rantai pasok pangan yang terpercaya sehingga bisa berkontribusi lebih bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia dan hal ini tentunya sesuai dengan ke-4 visi transformasi kami yaitu kepemimpinan, kepercayaan, pelayanan terbaik dan kesejahteraan masyarakat," ucap Direktur Transformasi Hubungan Antar Lembaga Perum Bulog, Sonya Mamoriska.

Seperti diketahui, Perum Bulog mendapatkan penugasan untuk mengimpor beras dari Pemerintah, sebesar 3,6 juta ton di tahun ini. Pada periode Januari-Mei 2024, jumlah impor yang dilakukan Perum Bulog telah mencapai 2,2 juta ton.


Sementara itu, pada akhir Juni 2024, Perum Bulog telah berhasil menyerap 800 ribu ton beras dalam negeri dan optimis bisa menyerap satu juta ton beras, sesuai dengan target yang telah ditetapkan. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)