Rudal balistik Korea Utara kembali diluncurkan ke wilayah timur Korea Selatan. Foto: Yonhap
Fajar Nugraha • 30 May 2024 11:42
Seoul: Korea Utara (Korut) pada Kamis 30 Mei 2024 menembakkan rentetan rudal balistik ke arah laut timurnya. Beberapa hari setelah upayanya untuk meluncurkan satelit pengintaian militer berakhir dengan kegagalan, namun masih mendapat kecaman keras dari para pesaingnya.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (Korsel) mengatakan, pihaknya mendeteksi Korea Utara menembakkan sekitar 10 proyektil yang tampaknya merupakan rudal balistik jarak pendek dari daerah dekat ibu kotanya, Pyongyang.
Dikatakan bahwa rudal-rudal tersebut terbang sekitar 350 kilometer sebelum mendarat di perairan lepas pantai timur Korea Utara. Militer Korea Selatan pun telah meningkatkan pengawasan dan kewaspadaan serta berbagi informasi secara erat dengan Amerika Serikat dan Jepang.
Penjaga pantai Jepang mengeluarkan peringatan keselamatan maritim atas peluncuran Korea Utara dan mendesak kapal-kapal untuk berhati-hati jika menemukan benda jatuh. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan kepada wartawan bahwa dugaan rudal tersebut diyakini telah mendarat di perairan di luar zona ekonomi eksklusif Jepang dan belum ada laporan mengenai kerusakannya.
“Jepang mengutuk keras peluncuran tersebut, yang merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara,” ujar PM Kishida, seperti dikutip VOA.
Ketegangan di Semenanjung Korea telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena laju uji coba senjata Korea Utara dan latihan militer gabungan Korea Selatan dengan Amerika Serikat dan Jepang semakin meningkat dalam siklus saling balas dendam.
Pada yang sama, Korea Utara membalas kecaman internasional atas kegagalan peluncuran satelitnya, yang mendapat kecaman keras dari PBB dan negara-negara lain karena melibatkan teknologi yang digunakan untuk mengembangkan rudal balistik jarak antarbenua.
Korea Utara telah berhasil meluncurkan satelit mata-mata militer pertamanya pada bulan November, namun kegagalan pada hari Senin berpotensi menimbulkan kemunduran terhadap rencana Kim untuk meluncurkan tiga satelit mata-mata militer lagi pada tahun 2024.
“Kami tidak akan pernah mentolerir tindakan apa pun dari kekuatan musuh yang melanggar wilayah yang tidak dapat diganggu gugat berdasarkan pelaksanaan kedaulatan atau mundur dari akses terhadap kemampuan pengintaian ruang angkasa yang harus dilakukan, tidak peduli apa yang orang lain katakan,” Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara kata Kim Son Gyong dalam pernyataan yang dipublikasikan di media pemerintah.
Pernyataan Kim Son Gyong muncul sebagai tanggapan terhadap kecaman Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres atas peluncuran pada hari Senin, yang disebutnya sebagai pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan yang melarang Korea Utara melakukan peluncuran apa pun yang melibatkan teknologi rudal balistik.
Peluncuran hari Kamis ini adalah yang terbaru dari serangkaian uji coba senjata yang dilakukan Korea Utara. Pada 17 Mei, militer Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara diduga menembakkan rudal balistik jarak pendek di lepas pantai timurnya. Korea Utara kemudian mengatakan pihaknya menguji rudal balistik taktis dengan sistem navigasi otonom baru.
Korea Utara tahun ini menguji berbagai rudal jelajah dan sistem artileri serta menguji coba penerbangan apa yang disebutnya sebagai rudal jarak menengah berbahan bakar padat dengan kemampuan hulu ledak hipersonik. Para ahli mengatakan rudal ini dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran terpencil AS di Pasifik, termasuk pusat militer Guam.