Ilustrasi: Medcom.id
Medcom • 26 April 2024 14:07
Dodoma: Banjir dan tanah longsor di Tanzania yang disebabkan oleh hujan lebat selama berminggu-minggu telah menewaskan 155 orang dan melukai 236 lainnya. Perdana Menteri Kassim Majaliwa menambahkan hujan lebat terus berlanjut di seluruh Afrika Timur.
Majaliwa mengatakan, kepada Parlemen bahwa pola iklim El Nino telah memperburuk musim hujan yang sedang berlangsung, menyebabkan banjir dan menghancurkan jalan, jembatan dan jalur kereta api.
“Hujan lebat El Nino yang disertai angin kencang, banjir, dan tanah longsor di berbagai wilayah tanah air telah menimbulkan kerusakan yang cukup parah,” kata Majaliwa dikutip dari Al Jazeera pada Jumat, 26 April 2024.
El Nino adalah pola iklim alami yang biasanya dikaitkan dengan meningkatnya panas di seluruh dunia, serta kekeringan dan hujan lebat.
“Dampak buruk dari hujan terutama disebabkan oleh degradasi lingkungan,” tambah Majaliwa.
Tak hanya itu Majaliwa menyalahkan penggundulan hutan, praktik pertanian yang tidak berkelanjutan seperti pertanian “tebang dan bakar” dan penggembalaan ternak yang tidak diatur.
Lebih dari 200.000 orang dan 51.000 rumah tangga terkena dampak hujan tersebut, kata perdana menteri. Sekolah-sekolah yang terendam banjir ditutup dan layanan darurat menyelamatkan orang-orang yang terdampar akibat banjir.
Majaliwa memperingatkan masyarakat yang tinggal di dataran rendah untuk pindah ke dataran tinggi. Ia juga mendesak pejabat kabupaten untuk memastikan bahwa perbekalan yang diperuntukkan bagi mereka yang rumahnya hanyut diberikan kepada mereka yang membutuhkan bantuan.
Pada 14 April, pemerintah mengatakan total 58 orang, termasuk anak-anak, tewas akibat hujan dan banjir sejak awal bulan.
Wilayah Afrika Timur dilanda curah hujan yang lebih deras dari biasanya pada musim hujan saat ini, dengan banjir juga dilaporkan terjadi di negara tetangga Burundi dan Kenya.
Di Kenya, 35 orang dilaporkan tewas pada hari Senin, dan jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat seiring dengan berlanjutnya banjir di seluruh negeri.
Beberapa bagian ibu kota, Nairobi, masih terendam air pada hari Kamis. Warga Kenya diperingatkan untuk tetap waspada, karena perkiraan akan turunnya hujan lebat di seluruh negeri dalam beberapa hari mendatang.
Di lingkungan Mathare di ibu kota, setidaknya empat jenazah diangkat dari rumah yang terendam banjir pada hari Rabu. Media lokal melaporkan bahwa lebih banyak jenazah yang diambil dari Sungai Mathare.
Presiden Kenya William Ruto memimpin pertemuan tanggap banjir multi-lembaga pada hari Kamis dan mengarahkan Layanan Pemuda Nasional untuk menyediakan lahan bagi orang-orang di daerah yang terkena dampak banjir.
Wakil Presiden Rigathi Gachagua mengatakan pada konferensi pers bahwa masyarakat yang terkena dampak banjir akan diberikan makanan dan barang-barang lainnya, sementara mereka yang tinggal di daerah paling rentan akan direlokasi.
Di Burundi, sekitar 96.000 orang mengungsi akibat hujan yang tiada henti selama berbulan-bulan, kata PBB dan pemerintah awal bulan ini.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan dalam pembaruan minggu ini bahwa di Somalia, hujan “Gu” (dari bulan April hingga Juni) semakin intensif, dengan banjir bandang dilaporkan sejak 19 April.
Uganda juga dilanda badai hebat yang menyebabkan tepian sungai jebol, dengan dua korban jiwa dan beberapa ratus penduduk desa mengungsi. (Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)