Putin Klaim Siap Bebaskan Navalny dengan Imbalan Tahanan Rusia

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny yang tewas di penjara Rusia. Foto: EFE-EPA

Putin Klaim Siap Bebaskan Navalny dengan Imbalan Tahanan Rusia

Fajar Nugraha • 18 March 2024 12:18

Moskow: Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan kematian pemimpin oposisi Alexei Navalny yang dipenjara sebagai ‘insiden yang disayangkan’. Putin mengklaim bahwa dia siap membebaskannya dengan imbalan tahanan Rusia yang ditahan di Barat.

 

Putin, dalam konferensi pers setelah pemilihan presiden Rusia, mengatakan ‘beberapa orang’ telah memberitahunya sebelum kematian Navalny “bahwa ada gagasan untuk menukar Navalny dengan beberapa orang yang ditahan di lembaga pemasyarakatan di negara-negara Barat”.

 

“Saya berkata, 'Saya setuju,'” kata Putin. “Hanya dengan satu syarat: ‘Kami akan menukarnya tetapi pastikan dia tidak kembali, biarkan dia tinggal di sana’,” imbuh Putin, seperti dikutip AFP, Senin 18 Maret 2024.

 

Dia menambahkan: “Tetapi (kematiannya) ini terjadi. Itulah hidup."

 

Komentar tersebut, sebagai jawaban atas pertanyaan dari NBC News, adalah komentar pertama Putin mengenai kematian Navalny di koloni hukuman di Kutub Utara – dan merupakan momen langka, jika bukan yang pertama, ketika presiden Rusia menyebut nama Navalny di depan umum.

 

Para pembantu Navalny menegaskan setelah kematiannya bahwa dia hampir dibebaskan melalui pertukaran tahanan. Seorang pejabat Barat mengatakan kepada The New York Times pada saat itu bahwa ‘diskusi awal’ mengenai kemungkinan pertukaran tersebut telah berlangsung ketika pihak berwenang Rusia melaporkan kematian Navalny pada 16 Februari.

 

Pejabat Barat tersebut mengatakan bahwa diskusi tersebut melibatkan pertukaran Navalny dengan dua orang Amerika yang dipenjara di Rusia –,Evan Gershkovich, reporter The Wall Street Journal, dan Paul Whelan, seorang eksekutif keamanan perusahaan dan mantan Marinir,– dengan imbalan Vadim Krasikov. Saat ini dipenjara di Jerman, Krasikov dihukum karena membunuh mantan pejuang separatis Chechnya di Berlin pada tahun 2019.

 

“Ini peristiwa yang menyedihkan,” kata Putin tentang kematian Navalny.

 

“Tapi kita juga punya kasus lain di mana ada orang yang meninggal di lembaga pemasyarakatan. Dan bukankah hal ini juga terjadi di Amerika?,” ungkap Putin.

 

Ketika Navalny masih hidup, ketidaksukaan Putin terhadapnya sedemikian rupa sehingga ia tidak pernah menyebutkan namanya di depan umum, menurut arsip wawancara dan pidato Putin di Kremlin.

 

Navalny hampir meninggal pada tahun 2020 setelah diracuni oleh agen saraf tingkat militer saat dalam perjalanan ke Siberia. Para pejabat Barat menggambarkan peracunan itu sebagai upaya pembunuhan yang dilakukan negara Rusia.

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)