Bank Sentral Global Rancang Sistem Pemantauan Bitcoin

Ilustrasi bitcoin. Foto: Unsplash.

Bank Sentral Global Rancang Sistem Pemantauan Bitcoin

Arif Wicaksono • 9 October 2023 19:43

New York: Laboratorium uji bank sentral global telah merancang prototipe sistem pemantauan bitcoin yang bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas kepada pihak berwenang tentang bagaimana, kapan, dan di mana mata uang kripto tersebut digunakan.

Proyek Bank for International Settlements (BIS), dengan nama sandi Atlas, dimulai di bank sentral Belanda lebih dari lima tahun yang lalu. Namun nilai potensialnya semakin penting dengan serangkaian keruntuhan yang kacau di industri kripto.

Atlas menciptakan platform “bukti konsep” yang menyedot data dari buku besar kripto “on-chain” yang tersedia untuk umum serta data “off-chain” yang lebih sulit diperoleh yang dilaporkan hanya oleh beberapa bursa dan pengguna.

Informasi tersebut kemudian memberikan gambaran kasar tentang aktivitas mata uang kripto, meskipun dompet kripto dapat diatur secara anonim dan tanpa pemilik menentukan lokasi dan terkadang kurang akurat.

“Analisis awal terhadap data yang dikumpulkan oleh platform ini menunjukkan bahwa arus lintas batas negara sangat besar secara ekonomi dan tersebar tidak merata di seluruh wilayah geografis,” kata BIS dikutip dari The Business Times, Senin, 9 Oktober 2023.

Regulator menjadi semakin khawatir bahwa sifat desentralisasi mata uang kripto menjadikannya sebuah risiko, terutama setelah runtuhnya pasangan stablecoin yang banyak digunakan tahun lalu, Luna dan Terra USD serta platform FTX.

Prototipe 'pusat inovasi' BIS menghasilkan dashboard yang menunjukkan informasi seperti berapa banyak bitcoin yang dikonversi menjadi dolar AS pada waktu tertentu di belahan dunia tertentu. Mereka juga dapat memberikan wawasan tentang adopsi dan pentingnya pasar kripto seiring naik atau turunnya popularitas.

"Aliran kripto lintas batas sangat relevan bagi bank sentral dalam konteks pembayaran lintas batas, analisis ekonomi, dan statistik neraca pembayaran," kata BIS.

Kesenjangan data

Jumlah tersebut mungkin merupakan bagian penting dari transfer lintas batas negara di beberapa negara yang sulit diukur karena kesenjangan data yang ada saat ini.

“Bank sentral perlu mendapatkan pengetahuan langsung tentang kripto dan DeFi serta risiko dan peluang yang ditimbulkannya pada sistem keuangan,” kata BIS.

Ia menambahkan bahwa dashboard tersebut sekarang akan tersedia bagi sekelompok bank sentral yang diuji untuk mengumpulkan umpan balik untuk pengembangan lebih lanjut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)