Dilanda Kekeringan Parah, Namibia Ambil Langkah dengan Membunuh Hewan Liar

Gajah di Namibia akan dikurangi populasinya. Foto: CNN

Dilanda Kekeringan Parah, Namibia Ambil Langkah dengan Membunuh Hewan Liar

Medcom • 29 August 2024 21:10

Namibia: Sebuah negara di Afrika Tengah dilanda kekeringan terburuk dalam 100 tahun terakhir. Namibia pun merencanakan langkah drastis dengan membunuh lebih dari 700 hewan liar, termasuk gajah, zebra, dan kuda nil, untuk mendistribusikan dagingnya kepada masyarakat yang kelaparan.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup, Kehutanan, dan Pariwisata Namibia, hewan-hewan akan dibunuh termasuk 83 gajah, 30 kuda nil, 60 kerbau, 50 impala, 100 wildebeest biru, dan 300 zebra, diumumkan pada hari Senin.

“Hal ini diperlukan dan sesuai dengan tugas konstitusional kami untuk memastikan sumber daya alam kami dimanfaatkan demi kepentingan warga Namibia," kata kementerian.

Hewan-hewan tersebut akan diambil dari taman nasional dan wilayah komunal yang masih memiliki populasi hewan liar yang cukup, sehingga pembunuhan ini tidak akan merusak ekosistem.

Tujuan dari program ini adalah untuk meringankan dampak kekeringan di Namibia karena sekitar setengah dari populasi 1,4 juta orang diperkirakan akan mengalami kerawanan pangan akut.

Selain itu, membantu menyediakan makanan bagi masyarakat yang kelaparan, pengurangan populasi hewan liar dan akan mengurangi tekanan pada sumber daya air di daerah-daerah yang terdampak.

Kekeringan yang melanda Namibia tidak hanya berdampak pada manusia tetapi juga pada hewan liar. Afrikasel merupakan rumah bagi lebih dari 200.00 gajah, namun banyak dari mereka mati karena kekurangan air.

"83 gajah dari daerah konflik akan dimusnahkan, dan dagingnya akan digunakan untuk program bantuan kekeringan," ujar kementerian.

Selama masa kekeringan hewan-hewan ini sering sekali terpaksa mendekati pemukiman manusia dalam pencarian makanan dan air, yang bisa memicu konflik.

Hingga saat ini, lebih dari 150 hewan sudah dibunuh, menghasilkan lebih dari 125.000 pon daging yang didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama daerah pedesaan.

Penderitaan Namibia merupakan bagian dari krisis yang lebih besar yang memengaruhi Afrika bagian selatan, di mana perubahan iklim, yang diperburuk oleh pola cuaca El Niño, telah menyebabkan curah hujan yang sangat berkurang. 

Kombinasi suhu yang sangat panas dan curah hujan yang tidak mencukupi telah merusak tanaman, menyebabkan jutaan orang di wilayah tersebut menghadapi kelaparan yang parah. (Nithania Septianingsih)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)