Kecerdasan Buatan Dapat Menekan Laju Minyak

Ilustrasi kilang minyak. Foto: Unsplash.

Kecerdasan Buatan Dapat Menekan Laju Minyak

Arif Wicaksono • 4 September 2024 14:04

Texas: Kecerdasan buatan (AI) dapat menekan laju harga minyak selama dekade berikutnya. AI bisa meningkatkan pasokan serta mengurangi biaya.
 

Baca juga: Inovasi AI Ubah Lanskap Industri Logistik 5 Tahun Mendatang


Dampak AI pada energi dan logam sebagian besar difokuskan pada sisi permintaan mengingat adanya peningkatan permintaan listrik karena banyak perusahaan teknologi AS mengamankan pasokan listrik untuk pusat data kecerdasan buatan dan bisnis cloud.

"AI berpotensi mengurangi biaya melalui peningkatan logistik dan alokasi sumber daya yang menghasilkan penurunan harga insentif marjinal sebesar USD5 per barel, dengan asumsi kenaikan produktivitas sebesar 25 persen yang diamati bagi para pengadopsi awal AI," kata Goldman Sachs dikutip dari Channel News Asia, Rabu, 4 September 2024.

Dampak negatif pada harga minyak dapat menurunkan pendapatan produsen seperti anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+.

Goldman memperkirakan adanya potensi peningkatan AI yang sederhana terhadap permintaan minyak dibandingkan dengan dampak permintaan terhadap listrik dan gas alam selama 10 tahun ke depan.

"Kami percaya bahwa AI kemungkinan akan menjadi dampak negatif yang sederhana terhadap harga minyak dalam jangka menengah hingga panjang," kata Goldman.

Goldman menuturkan dampak negatif dari kurva biaya sekitar USD5 per barel kemungkinan akan lebih besar daripada peningkatan permintaan yang mendorong harga sekitar USD2 per barel.

Menurut estimasi Goldman Sachs, sekitar 30 persen biaya sumur serpih baru berpotensi dapat dikurangi oleh AI. Selain itu, peningkatan faktor pemulihan sumur serpih AS sebesar 10 persen hingga 20 persen yang disebabkan oleh AI dapat meningkatkan cadangan minyak sebesar delapan persen hingga 20 persen atau sekitar 30 miliar barel.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)