PLTS. Foto: Medcom.id.
Berlin: Pemerintah Jerman akan mengeluarkan draft baru untuk membatasi subsidi energi kepada pelaku industri energi tenaga surya.
Dikutip dari Business Insider, Selasa 29 Oktober 2024,Pemerintah Jerman memiliki rencana baru untuk membatasi produsen untuk menerima subsidi ketika harga energi turun di bawah harga yang ditetapkan.
Turunya harga listrik grosir turun ke wilayah negatif menjadi masalah bagi negara tersebut. Pemerintah Jerman sebelumnya memperkirakan bahwa subsidi terbarukan Jerman akan mencapai USD21,6 miliar tahun ini .
Hal ini terjadi karena pembangunan pembangkit listrik tenaga surya di negara tersebut telah menghasilkan begitu banyak energi terbarukan yang membuat harga listrik grosir anjlok. Tren ini khususnya terlihat jelas selama bulan-bulan musim panas yang cerah dan telah berlangsung di seluruh Eropa.
Namun, karena produsen Jerman dijamin menerima harga kesepakatan minimum, pemerintah bertanggung jawab untuk menutupi selisih harga tersebut. Apa yang disebut "tarif feed-in" ini mengganti rugi perusahaan energi terbarukan karena sudah berkontribusi pada jaringan listrik publik.
Membatasi produsen solar
Rancangan undang-undang baru ini berupaya membatasi produsen solar yang diwajibkan menjual hasil produksi mereka ke pasar listrik.
Saat ini, pembangkit dengan kapasitas 100 kilowatt diwajibkan untuk berpartisipasi dalam subsidi. Pada awal tahun 2027, ini akan turun menjadi 75 kilowatt yang bisa mendapatkan subsidi.
Undang-undang sebelumnya juga diterapkan yang memungkinkan pemerintah menahan pembayaran untuk proyek surya skala menengah dan besar saat harga pasar grosir berubah negatif.
Hal ini dapat memicu ketidakpastian di pasar yang telah membengkak sejak invasi Rusia ke Ukraina, suatu peristiwa yang menyebabkan Eropa mencari alternatif untuk pasokan energi Moskow.
Sementara itu, para analis telah mencatat tahun ini investasi tambahan dalam teknologi baterai dan jaringan listrik diperlukan untuk menjaga harga energi terbarukan.