Nilai Tukar Petani Turun Jadi 116,71

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Nilai Tukar Petani Turun Jadi 116,71

Media Indonesia • 3 June 2024 15:26

Jakarta: Nilai Tukar Petani (NTP) pada Mei 2024 mengalami penurunan 0,06 persen menjadi 116,71. Penurunan terjadi karena indeks yang diterima petani mengalami penurunan lebih dalam ketimbang indeks yang dibayarkan petani.

"Indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,16 persen atau lebih dalam dibandingkan dengan penurunan indeks harga yang dibayar petani yang sebesar 0,10 persen," ujar Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin, 3 Juni 2024.

Adapun komoditas yang memengaruhi penurunan NTP tersebut ialah kelapa sawit, gabah, jagung, dan cabai rawit. Amalia mengatakan NTP subsektor tanaman pangan mengalami penurunan terdalam pada Mei 2024, yakni 0,86 persen dari 105,54 di April 2024 menjadi 104,63.

Penurunan tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani atau turun sebesar 0,99 persen atau lebih dalam dibandingkan penurunan indeks yang dibayar petani, yaitu sebesar 0,13 persen.

"Komoditas yang dominan mempengaruhi penurunan indeks adalah gabah, jagung, dan ketela pohon," terang Amalia.
 

Baca juga: BPS: Ekonomi RI Deflasi 0,03% pada Mei 2024
 

NTUP turun 0,27%


Sejalan dengan penurunan NTP, BPS turut mencatat adanya penurunan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP). Pada Mei 2024, NTUP tercatat di level 119,92, turun 0,27 persen dari posisi April 2024.

Penurunan NTUP itu terjadi karena indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,16 persen sementara indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (bppbm) mengalami kenaikan sebesar 0,11 persen.

Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan bppbm adalah bakalan sapi, bibit bawang merah, bibit sapi, dan upah pemanenan. Penurunan NTUP terdalam terjadi di sektor tanaman pangan yang tercatat turun 1,09 persen dari 108,92 di April 2024 menjadi 107,74 si Mei 2024.

"Penurunan ini terjadi karena indeks yang diterima turun sebesar 0,99 persen sedangkan indeks bppbm mengalami kenaikan sebesar 0,10 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memengaruhi kenaikan bppbm adalah upah pemanenan upah membajak dan upah penanaman," jelas Amalia.
 
(M ILHAM RAMADHAN)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)