Pendiri ESQ Corp, Ary Ginanjar Agustian bersama Rektor IPB University, Arif Satria seusai penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara IPB University dan ESQ,
18 September 2024 15:00
Bogor: IPB University mencatatkan sejarah baru dalam dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Sebagai perguruan tinggi negeri pertama, IPB kini menerapkan sistem Manajemen Talenta berbasis Artificial Intelligence (AI).
Terobosan ini lahir dari kolaborasi strategis dengan ESQ Corporation, yang diresmikan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU).
Pendiri ESQ Corp, Ary Ginanjar Agustian, menyambut baik langkah ini. Menurutnya, inovasi ini bukan sekadar mengikuti tren, tetapi menjawab tantangan era Society 5.0 yang mengutamakan personalisasi.
"Ini era individualisasi dan personalisasi dengan AI, di mana kita bisa mengetahui minat dan bakat mahasiswa secara lebih akurat," ujar Ary Ginanjar.
Ia optimistis, sistem ini akan menjadi fondasi bagi era “talentism”—di mana talenta menjadi kunci utama kemajuan, menggantikan kapitalisme untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Data yang dihimpun ESQ menunjukkan urgensi dari inovasi ini: 87% mahasiswa merasa salah jurusan, dan 74% pekerja tidak berada di posisi yang sesuai dengan bakat mereka.
Kondisi ini seringkali berdampak pada penurunan motivasi, produktivitas, hingga masalah kesehatan mental. Dengan sistem AI, pemetaan talenta dapat dilakukan lebih cepat dan akurat, membantu mengarahkan mahasiswa, dosen, dan staf ke jalur yang paling sesuai.
Rektor IPB University, Prof. Arif Satria, menegaskan bahwa penerapan sistem ini merupakan wujud komitmen IPB untuk terus berinovasi.
"Dengan adanya tools dari Pak Ary Ginanjar, kita bisa mengarahkan karier mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan berbasis talenta yang telah kita identifikasi," jelas Prof. Arif.
Lebih lanjut, Prof. Arif Satria berharap sistem ini bisa menjadi model yang direplikasi di perguruan tinggi lain di seluruh Indonesia. Dengan menciptakan talent pool yang kuat, kontribusi dunia pendidikan dalam menyiapkan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045 diyakini akan lebih maksimal.
Sistem ini juga diharapkan dapat membantu mengatasi berbagai persoalan, mulai dari masalah kesehatan mental hingga efektivitas organisasi kemahasiswaan.