Cuaca Ekstrem di Jateng Dipicu Gangguan Gelombang Ekuator

Ilustrasi

Cuaca Ekstrem di Jateng Dipicu Gangguan Gelombang Ekuator

Media Indonesia • 10 September 2024 11:16

Semarang: Fenomena cuaca ekstrem berpotensi melanda 28 dari 35 daerah di Jawa Tengah. Potensi hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir ini dipicu siklus madden julian oscilation (MJO) selama 30-90 hari. Dampaknya, hujan insentif sedang hingga lebat dapat terjadi pada 3-5 hari ke depan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan potensi hujan lebat disertai angin kencang dan petir itu bukan karena telah memasuki masa pancaroba.

Puluhan daerah yang dilanda cuaca ekstrem di Jawa Tengah yakni Purbalingga, Banyumas, Tegal, Pekalongan, Temanggung, Batang, Boyolali, Grobogan, Pati, Rembang, Sukoharjo, Banjarnegara, Brebes, Pemalang, Wonosobo, Kendal, Semarang, Magelang, Klaten, Sragen, Kudus, Blora, Karanganyar dan Purworejo. Masyarakat pun diminta untuk mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi.

"Sampai saat ini belum ada satu pun daerah yang sudah masuk musim pancaroba yakni pergantian musim panas ke musim hujan," kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Ahmad Yani Semarang Giyarto, Selasa, 10 September 2024.
 

Baca juga: Cuaca Ekstrem Kembali Ancam Sejumlah Daerah di Jateng

Munculnya fenomena cuaca ekstrem yakni hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang dan sambaran petir, lanjut Giyarto, karena siklus madden julian oscilation (MJO) yakni adanya pengaruh gangguan gelombang ekuator hingga memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan hingga berpotensi hujan 3-5 hari kedepan.

"Curahnya tergantung pembentukan awannya di masing-masing daerah," imbuhnya.

Musim kemarau di Jawa Tengah, ungkap Giyarto, berdasarkan pengamatan cuaca diprakirakan masih masuk musim kemarau sampai akhir Oktober 2024, sehingga meskipun saat ini terjadi cuaca ekstrem namun tetap harus diwaspadai adanya bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang masih cukup tinggi di sejumlah daerah.

Namun dengan adanya cuaca ekstrem ini, menurut Giyarto, di sejumlah daerah juga muncul ancaman bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir dan angin ribut sehingga warga berada di lereng pegunungan maupun dataran rendah tetap diminta waspada.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)