ASEAN Defence Ministers’ Meeting (ADMM) menyoroti kerja sama pertahanan dan keamanan. Foto: Kemhan RI
Jakarta: ASEAN Defence Ministers’ Meeting (ADMM) menyoroti kerja sama pertahanan dan keamanan untuk penciptaan kondisi damai sebagai fokus mereka. Pertemuan di Jakarta 15-16 November 2023 ini, dipimpin oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto.
Dalam deklarasi bersama pada Menhan ASEAN ini, perdamaian, kemakmuran dan keamanan menjadi perhatian utama. Para menhan pun sepakat untuk:
Memperkuat kerja sama pertahanan dan keamanan di antara Negara-negara Anggota ASEAN dan negara-negara mitra (ADMM-Plus) untuk merespons secara efektif tantangan-tantangan keamanan regional. Ini juga termasuk sambil menjunjung tinggi prinsip-prinsip sentralitas dan persatuan ASEAN serta pengambilan keputusan berdasarkan konsensus untuk pemeliharaan perdamaian, kemakmuran dan keamanan.
Para Menhan ASEAN juga lakukan kerja sama pertahanan dalam membangun ketahanan kawasan pascapandemi covid-19 yang tercermin dalam Pernyataan Bersama Menteri Pertahanan ASEAN tentang Kerja Sama Pertahanan Melawan Wabah Penyakit dan Visi Phnom Penh tentang Peran Lembaga Pertahanan dalam Mendukung covid-19.
Pemulihan dan Makalah Konsep tentang Peningkatan Kerja Sama Antar Kekuatan Pertahanan Negara-negara Anggota ASEAN Dalam Pengendalian Pandemi Lintas Batas untuk memberikan respons yang tepat waktu dan efektif terhadap pandemi di masa depan dengan melanjutkan kerja sama praktis dengan Negara-negara Plus dan menjajaki kemungkinan untuk bekerja sama dengan Negara-negara Non-Plus di bidang bidang HADR, kedokteran militer, serta ketahanan energi dan pangan.
“Para Menhan ASEAN juga mendukung koordinasi lintas pilar dan lintas sektoral dengan menjajaki kemungkinan mengembangkan keterkaitan antara kerja sama yang sudah ada di bawah tiga Pilar Komunitas ASEAN dan meningkatkan sinergi antar berbagai mekanisme yang dipimpin ASEAN,” sebut Deklarasi Bersama Menhan ASEAN, Kamis 15 Novembe 2023.
Para Menhan ASEAN juga menggaribawahi pentingnya menjaga perdamaian, stabilitas, keselamatan dan kebebasan navigasi regional dan penerbangan di atas Laut China Selatan. Selain juga mengupayakan penyelesaian sengketa secara damai sesuai dengan hukum internasional, termasuk UNCLOS tahun 1982, menahan diri dalam melakukan kegiatan yang akan memperumit atau meningkatkan perselisihan dan mempengaruhi perdamaian dan stabilitas.
“ASEAN menekankan perlunya kesimpulan awal mengenai COC yang efektif dan substantif sesuai dengan hukum internasional, termasuk UNCLOS tahun 1982 sambil menggarisbawahi penerapan DOC secara penuh dan efektif di Laut China Selatan secara keseluruhan, sehingga memuji CBM yang sudah ada, seperti Kode untuk Pertemuan yang Tidak Direncanakan di Laut, Pedoman Pertemuan Militer Udara, Pedoman Interaksi Maritim, Infrastruktur Komunikasi Langsung ASEAN dan kegiatan lainnya di bawah kerangka DOC untuk meningkatkan komunikasi, rasa saling percaya dan keyakinan serta untuk mengurangi ketegangan dan risiko kecelakaan, kesalahpahaman dan salah perhitungan di udara dan di laut,” imbuh deklarasi itu.
Para Menteri juga mengakui upaya berkelanjutan ASEAN serta Tinjauan dan Keputusan Pemimpin ASEAN mengenai Implementasi Konsensus Lima Poin yang disepakati di Phnom Penh, Kamboja pada 11 November 2022.
Menteri Pertahanan ASEAN juga mengadopsi Makalah Konsep Implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific from A Defense Perspective yang berfungsi sebagai pedoman bagi ASEAN untuk mengimplementasikan AOIP di bidang kerja sama pertahanan. Ini termasuk seperti kerja sama dan konektivitas maritim, melalui keterlibatan dalam ADMM-Plus dan dengan mitra eksternal dengan tetap menjunjung sentralitas dan persatuan ASEAN sebagai jangkar perdamaian, kemakmuran dan keamanan global.
Tidak hanya itu, para Menhan juga mengadopsi Makalah Konsep Harmonisasi Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN (ADMM) dan Inisiatif ADMM-Plus.
“Makalah ini menetapkan prinsip-prinsip panduan untuk menerapkan perampingan dan peningkatan sinergi di antara inisiatif-inisiatif terkait untuk pemanfaatan sumber daya pertahanan dan militer secara efektif dan ekonomis,” isi deklarasi itu.
Salah satu yang penting dari deklarasi ini adalah para Menhan ASEAN sepakat Program Kerja ADMM 2023-2026 untuk menguraikan arah masa depan kerja sama ADMM sekaligus melanjutkan Program Kerja Tiga Tahun ADMM 2020-2022 sebelumnya, dan berkomitmen pada pelaksanaan Program Kerja untuk lebih memperdalam kerja sama pertahanan sebagai bagian dari upaya kolaboratif regional serta meningkatkan rasa saling percaya dan membangun kontak antar masyarakat dengan mendorong inklusi pemuda dan perempuan dalam proses perdamaian dan keamanan.