Ekonomi Tiongkok. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 7 November 2023 19:41
Beijing: Impor Tiongkok secara tidak terduga tumbuh pada Oktober. Kinerja impor berbanding terbalik dengan ekspor Tiongkok yang terkontraksi. Hal ini mencerminkan serangkaian indikator yang beragam yang menunjukkan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini menghadapi risiko yang terus-menerus, meskipun terjadi peningkatan dalam permintaan domestik baru-baru ini.
Angka-angka perdagangan tersebut mengikuti serangkaian data yang sebagian besar optimis menunjukkan langkah-langkah dukungan Beijing telah membantu mendukung kebangkitan sementara. Meskipun negara itu berhadapan dengan krisis properti yang berkepanjangan dan lemahnya permintaan global.
Ekspor menyusut 6,4 persen dari tahun sebelumnya pada Oktober atau lebih buruk dari penurunan 3,3 persen yang diperkirakan dalam jajak pendapat Reuters. Impor naik 3,0 persen, mengalahkan perkiraan kontraksi 4,8 persen. Impor menghentikan penurunan 11 bulan berturut-turut.
"Peningkatan impor yang signifikan mungkin berasal dari meningkatnya permintaan domestik, khususnya permintaan untuk mengisi kembali stok," tegas Ekonom di Guotai Junan International Zhou Hao, dilansir Channel News Asia, Selasa, 7 November 2023.
Indeks manajer pembelian resmi Tiongkok pekan lalu menunjukkan pesanan ekspor dan impor baru menyusut selama delapan bulan berturut-turut pada Oktober, menunjukkan produsen kesulitan mendapatkan pembeli di luar negeri dan memesan lebih sedikit komponen.
"Karena pasar elektronik global sedang meningkat, seperti yang ditunjukkan oleh kinerja ekspor Korea Selatan dan Vietnam, buruknya data ekspor Tiongkok menunjukkan lemahnya permintaan pada kategori lain, seperti barang-barang Natal dan garmen," kata Ekonom Senior di Economist Xu Tianchen.
"Kejutan positif pada impor tampaknya mencerminkan peningkatan permintaan dalam negeri, bukan berasal dari distorsi yang disebabkan oleh pembelian komoditas dalam jumlah besar," tambah dia.
Impor Tiongkok yang lebih tinggi mempersempit surplus perdagangan keseluruhan menjadi USD56,53 miliar pada bulan Oktober dari USD77,71 miliar pada bulan September, meleset dari perkiraan sebesar USD82,00 miliar.