Trump Bertemu dengan Joe Biden di Gedung Putih untuk Proses Transisi

Pertemuan Presiden terpilih AS Donald Trump dan Presiden Joe Biden. Foto: The New York Times

Trump Bertemu dengan Joe Biden di Gedung Putih untuk Proses Transisi

Fajar Nugraha • 14 November 2024 01:33

Washington: Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump bertemu Presiden Joe Biden di Gedung Putih. Ini adalah pertemuan transisi presiden AS
antara kedua rival di Washington dan bagian dari proses penyerahan kekuasaan tradisional di Negeri Paman Sam.

Trump telah disambut di Gedung Putih oleh Presiden Joe Biden yang akan lengser sebagai bagian dari pertemuan transisi tradisional. Pertemuan antara kedua rival di Ruang Oval pada hari Rabu terjadi setelah kampanye pemilihan yang penuh konfrontasi, di mana Biden mengundurkan diri selama musim panas menyusul penampilan debat yang buruk melawan Trump.

Namun, wakil presiden dan penggantinya sebagai kandidat Demokrat untuk kursi presiden, Kamala Harris, kalah dari Trump dalam pemilihan 5 November dengan selisih yang menentukan.

Kedua pria itu saling menyapa dengan jabat tangan di depan kamera, saat Biden memberi tahu Trump bahwa dia menantikan "transisi yang damai".

“Saya berharap transisi berjalan lancar dan melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan Anda diakomodasi, apa yang Anda butuhkan. Kita akan mendapat kesempatan untuk membicarakan beberapa hal itu hari ini,” kata Biden kepada Trump, di depan perapian yang menyala-nyala.

“Selamat datang kembali,” ucap Biden, seperti dikutip Al Jazeera, Kamis 14 November 2024.

“Politik itu sulit, dan dalam banyak kasus, dunia ini tidak begitu menyenangkan,” imbuh Trump. “Dunia ini menyenangkan saat ini dan saya sangat menghargai transisi yang begitu lancar, dan akan berjalan semulus mungkin,” lanjut Trump.

Biden dan Trump diperkirakan akan membahas beberapa hal penting selama pertemuan mereka, yang berlangsung hampir dua bulan menjelang pelantikan presiden terpilih pada 20 Januari.

“Mereka akan membahas isu-isu utama – baik isu kebijakan dalam negeri maupun luar negeri – termasuk apa yang terjadi di Eropa, Asia, dan Timur Tengah,” kata penasihat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan, sebelum pertemuan.

“Dan presiden akan memiliki kesempatan untuk menjelaskan kepada Presiden Trump bagaimana ia melihat berbagai hal dan berbicara kepada Presiden Trump tentang bagaimana Presiden Trump berpikir untuk menangani isu-isu ini saat ia menjabat,” tambah Sullivan.

Pertemuan antara Biden dan Trump menandai perubahan tajam dari empat tahun lalu, ketika Biden mengalahkan Trump dalam pemilihan presiden 2020. Trump membantah hasil pemilihan dan menolak menjadi tuan rumah pertemuan transisi dengan Biden, atau menghadiri pelantikannya.


Senyum palsu

Berbicara kepada Al Jazeera, Barbara Perry, seorang sejarawan presiden di Miller Center, University of Virginia, mengatakan bahwa proses tersebut merupakan bentuk kembalinya pemerintahan AS.

Ia menjelaskan pentingnya proses transisi yang lancar, yang biasanya melibatkan beberapa pertemuan dan pembagian informasi antara anggota pemerintahan yang baru dan yang akan datang, terlepas dari partainya.

“Ini seperti Anda akan mengambil CEO dari sebuah perusahaan besar dengan ribuan karyawan dan menyingkirkan CEO tersebut pada suatu hari di siang hari, dalam hal ini, Januari, tanggal 20 tahun mendatang,” kata Perry, mengacu pada hari pelantikan, “lalu menyingkirkan semua tokoh penting, termasuk dewan perusahaan.”

“Agar semuanya berjalan lancar, Anda perlu bekerja sama di kedua belah pihak,” katanya, seraya menambahkan bahwa di luar penolakan Trump terhadap Biden pada tahun 2020, masuknya Biden ke Gedung Putih pada tahun 2016 juga terkenal kacau, dengan anggota timnya sering gagal bertemu dengan anggota pemerintahan Presiden Barack Obama yang saat itu akan lengser.

“Saya pikir itu juga akan berbeda. Kali ini, saya berharap orang-orang Trump akan lebih terbuka terhadap materi transisi,” ucap Perry, kepada Al Jazeera.

Sebagai tanda semakin pentingnya dirinya bagi Trump, orang terkaya di dunia, Elon Musk, menemaninya dalam perjalanan ke Washington, meskipun ia tidak diharapkan menghadiri pertemuan dengan Biden di Gedung Putih.

Biden sebelumnya telah menjanjikan transisi yang damai dan tertib dalam pidatonya minggu lalu saat ia menerima hasil pemilu.

"Anda tidak bisa mencintai negara hanya saat Anda menang," katanya, mengulang tema yang pernah dirujuknya dalam pidato-pidato sebelumnya.

Kembalinya Trump ke kursi kepresidenan menandai perubahan nasib bagi dirinya dan Partai Republik. Banyak yang meragukan bahwa ia akan mampu membangkitkan kembali karier politiknya setelah kekalahannya dari Biden, terutama setelah para pendukungnya melakukan kerusuhan di US Capitol pada 6 Januari 2021, yang menyebabkan kecaman dari seluruh kelompok politik Amerika.

Namun, presiden terpilih kini berada dalam posisi yang kuat, dan telah dengan cepat mulai menunjuk dan mencalonkan sekutunya untuk beberapa jabatan teratas dalam pemerintahannya yang akan datang.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)