Ratusan pendukung pasukan keamanan Niger berkumpul di Niamey. (EPA)
Marcheilla Ariesta • 31 July 2023 14:16
Abuja: Para pemimpin blok Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) memerintahkan para pemimpin kudeta militer Niger untuk mengembalikan Presiden Mohamed Bazoum yang digulingkan dalam waktu satu minggu.
Jenderal Abdourahamane Tchiani, komandan pengawal presiden Niger, menyatakan dirinya sebagai kepala pemerintahan transisi pada Jumat, dua hari setelah tentara menggulingkan Bazoum.
Bertemu di KTT darurat di ibu kota Nigeria, Abuja, para pemimpin ECOWAS memperingatkan, mereka akan "mengambil semua tindakan" termasuk "penggunaan kekuatan" untuk memulihkan tatanan konstitusional di Niger.
Mereka juga menjatuhkan sanksi keuangan kepada para pemimpin kudeta, membekukan transaksi komersial dan keuangan antara negara-negara blok dan Niger, dan memberlakukan larangan perjalanan terhadap perwira militer yang terlibat dalam kudeta.
"Apakah kita menyebutnya dialog konstruktif atau sebaliknya, apa pun yang Anda dan saya selesaikan akan membuat atau merusak kredensial demokrasi kita," kata Presiden Nigeria dan Ketua blok Bola Ahmed Tinubu, dilansir dari Anadolu Agency, Senin, 31 Juli 2023.
"Saya ingin kita menjadi kuat, kuat, dan tegas tentang kelangsungan hidup Bazoum serta kebebasan dan pemulihan badan yang dipilih secara konstitusional di Republik Niger," lanjutnya, sebelumnya saat membuka pertemuan.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Presiden Macky Sall dari Senegal, Umaro Sissoco dari Guinea-Bissau, Faure Gnassingbe dari Togo dan Alassane Ouattara dari Pantai Gading.
Kepala negara lain yang hadir termasuk Patrice Talon dari Benin, Nana Akufo-Addo dari Ghana dan Adama Barrow dari Gambia dan Presiden transisi Chad, Mahamat Deby.
Pertemuan tersebut diadakan sehari setelah Uni Afrika mengatakan kepada para pemimpin kudeta militer, mereka memiliki waktu 15 hari untuk kembali ke barak mereka dan memulihkan otoritas konstitusional. KTT darurat juga diadakan sehari setelah para pemimpin kudeta memperingatkan terhadap intervensi militer.
Pendukung kudeta yang meneriakkan slogan-slogan anti-Prancis menyerang Kedutaan Besar Prancis di ibu kota Niger, Niamey, pada Minggu kemarin. Mereka bahkan membakar sebuah pintu.
Kantor presiden Prancis memperingatkan bahwa "siapa pun yang menyerang warga negara Prancis, militer, diplomat, atau kepentingan Prancis akan melihat Prancis merespons dengan segera dan keras."
Prancis juga menarik bantuan dukungan untuk Niger akibat kudeta ini.
Baca juga: Prancis Tangguhkan Semua Bantuan Finansial ke Niger usai Kudeta