Ambulans yang membawa korban bom bunuh diri di Pakistan. Foto: Associated Press
Fajar Nugraha • 3 August 2023 06:46
Peshawar: Korban tewas akibat serangan bom bunuh diri di Pakistan yang menargetkan kampanye politik kelompok agama garis keras telah meningkat menjadi 63. Sementara 123 orang lainnya masih dalam perawatan.
Serangan itu -,yang paling mematikan terhadap partai politik sejak pemilihan terakhir pada tahun 2018,- telah menimbulkan kekhawatiran keamanan menjelang pemilihan umum yang dijadwalkan pada November.
Kelompok militan Islamic State (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas ledakan Minggu 30 Juli 2023 di sebuah kampanye partai Jamiat Ulema Islam-Fazl (JUI-F). Partai ini dikenal memiliki hubungan dengan kelompok Islam garis keras tetapi mengutuk militan yang berusaha menggulingkan pemerintah.
“Sebanyak 63 orang telah tewas sejauh ini. Tetapi jumlah korban dapat meningkat dengan 123 orang terluka dirawat di berbagai rumah sakit setelah serangan di distrik barat laut Bajaur,” kata pengawas medis rumah sakit markas distrik Liaqat Khan, seperti dikutip Channel News Asia, Kamis 3 Agustus 2023.
Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengecam ledakan itu, yang terjadi setelah berbulan-bulan ketegangan politik dan krisis ekonomi, sebagai serangan terhadap proses demokrasi.
ISIS-K
ISIS Khorasan (ISIS-K) mengeklaim ledakan dalam sebuah pernyataan di situs Amaq. Disebutkan bahwa penyerang telah meledakkan rompi peledak, dan bahwa pengeboman di distrik Bajaur itu merupakan bagian dari perang berkelanjutan ISIS-K dalam melawan demokrasi yang dianggap bertentangan dengan Islam.
Ledakan bom bunuh diri di Bajaur tampaknya mencerminkan perpecahan di antara kelompok-kelompok Islamis di Pakistan, yang memiliki kehadiran kuat di provinsi Khyber Pakhtunkhwa yang berbatasan dengan Afghanistan itu. Partai JUI-F diketahui memiliki hubungan dengan Taliban Afghanistan dan Pakistan.
Saat kejadian, setidaknya 1.000 orang memadati tenda dekat pasar untuk menghadiri rapat umum partai menjelang pemilu di musim gugur, menurut keterangan kepolisian.
"Orang-orang meneriakkan 'Allahu Akbar' ketika para pemimpin partai tiba," kata Khan Mohammad, seorang warga setempat yang mengaku berdiri di luar tenda.
"Dan saat itulah, saya mendengar suara bom yang memekakkan telinga," sambungnya.
Mohammad juga mengaku mendengar orang-orang berteriak minta tolong, dan beberapa menit kemudian ambulans datang dan mulai mengevakuasi mereka yang terluka.
Analis keamanan Pakistan Mahmood Shah juga sebelumnya mengatakan bahwa faksi-faksi sempalan dari Taliban Pakistan berpotensi menjadi tersangka ledakan, meski pun kelompok itu membantah terlibat dalam serangan.
Militer Pakistan menghabiskan waktu bertahun-tahun memerangi Taliban Pakistan, juga dikenal sebagai Tehreek-e-Taliban Pakistan, atau TTP, di Bajaur sebelum mendeklarasikan distrik itu bersih dari militan pada 2016. Namun partai JUI-F, yang dipimpin ulama dan politisi garis keras Fazlur Rehman, tetap menjadi kekuatan politik yang signifikan.