Wakil Ketua MPR Harap Penanganan Bencana di Sumatra Berjalan Cepat dan Lancar

Warga menyaksikan sejumlah rumah rusak tertimbun lumpur dan sampah kayu pascabanjir bandang di Desa Manyang Cut, Kecamatan Mereudu, Kabupaten Pidie, Aceh, Kamis, 27 November 2025. ANTARA FOTO/Ampelsa

Wakil Ketua MPR Harap Penanganan Bencana di Sumatra Berjalan Cepat dan Lancar

Arga Sumantri • 29 November 2025 13:06

Pacitan: Wakil Ketua MPR Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) berharap penanganan korban bencana di Sumatra berjalan cepat dan lancar. Upaya pencarian, penyelamatan, dan penyaluran bantuan sedang dilakukan oleh berbagai unsur, seperi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, pemerintah daerah, lembaga kemanusiaan, dan relawan setempat. 

Hal ini disampaikan Ibas saat menghadiri acara peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia di Donorojo, Pacitan, Jawa Timur.

"Kita doakan agar proses rehabilitasi dan bantuan cepat bagi para korban dapat berjalan lancar. Semoga para petugas yang berada di lapangan diberikan kekuatan untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak," ungkap Ibas dalam keterangannya, Sabtu, 29 November 2025.

Ibas mengajak seluruh rakyat Indonesia turut mendoakan keselamatan dan kekuatan bagi warga di lokasi bencana. Ia mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu dalam doa dan aksi kemanusiaan. 

"Mari sama-sama kita kirimkan doa kepada saudara-saudara kita agar senantiasa mendapatkan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Kuasa dan mereka yang telah wafat semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya," ajak Ibas.

Lebih memperhatikan pelestarian lingkungan

Ibas menilai seluruh unsur, baik pemerintah dan masyarakat, bisa mengambil pelajaran dari musibah ini, terutama dari perspektif lingkungan dan iklim. Ia mengutip temuan dari penelitian riset dan ahli iklim, bahwa fenomena seperti siklon senyar, yang jarang terjadi di daerah khatulistiwa seperti Indonesia, kini semakin mungkin terjadi karena kerusakan lingkungan dan kerusakan ekologis.

"Ada yang menilai bisa saja disebabkan oleh kegagalan lingkungan, seperti maraknya industri ekstraktif, membuat dampak hujan ekstrem menjadi lebih parah. Pembangunan yang masif turut memperparah efek hujan ekstrem, karena membuat sungai mendangkal dan berubah bentuk," beber Ibas.

Banjir bandang di Sumut. Foto: Metro TV

Ia mengingatkan pentingnya pembangunan yang tetap berpihak pada kelestarian lingkungan. "Pembangunan itu harus juga mencintai lingkungannya, mencintai apa yang diberikan Tuhan yang Maha Kuasa. Kita menolak pembangunan yang merusak alam," tegas Ibas.

Ibas juga menegaskan kepedulian terhadap bumi harus dimulai dari tindakan kecil yang berkelanjutan. Ia mengajak semua pihak untuk menjaga lingkungan, menanam pohon, dan menata ruang yang ramah alam. 

"Untuk apa? Untuk anak cucu kita. Untuk apa? Untuk lingkungan kita. Untuk memastikan penghijauan, penyerapan air, dan tanah kita semakin baik penggunaannya," seru Ibas.

Ibas mengajak masyarakat mendoakan keselamatan Indonesia. Khususnya, agar bencana tidak kembali terjadi di daerah-daerah tersebut maupun wilayah lain di Indonesia. 

"Mari kita kirimkan doa Al-Fatihah untuk keluarga-keluarga kita yang terkena bencana," tutup Ibas.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Arga Sumantri)