Menteri Agama Nasaruddin Umar. Dok Kemenag.
Jakarta: Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan empat Universitas Islam Negeri (UIN) di Indonesia tengah berkolaborasi merumuskan policy brief strategis untuk mendukung arah politik luar negeri Presiden Prabowo Subianto, khususnya terkait diplomasi perdamaian global dan isu Palestina. Rekomendasi akademik tersebut akan diserahkan kepada pemerintah, terutama Kementerian Luar Negeri.
Penegasan ini disampaikan Nasaruddin saat konferensi pers International Seminar and Conference of the Malay-Islamic World di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Medan. Ia menekankan rangkaian seminar internasional ini merupakan tindak lanjut dari pidato Presiden Prabowo pada Sidang Umum PBB ke-80 di New York.
"Empat UIN berkolaborasi menghadirkan seminar internasional ini sebagai kontribusi akademik atas arah kebijakan Presiden Prabowo di panggung global," ujar Nasaruddin dalam keterangannya, Selasa, 25 November 2025.
1. UIN Alauddin Makassar
UIN Alauddin Makassar mengusung diskusi bertajuk Towards a Two-State Solution: Peran Kunci Presiden Prabowo Subianto dalam Mewujudkan Perdamaian di Gaza.
Forum yang telah berlangsung pada 17 November 2025 ini menghadirkan sejumlah narasumber seperti Robert W. Hefner seorang antropolog asal Boston University, AS, yang membahas peran strategis Indonesia dalam realisasi solusi dua negara dari perspektif politik internasional.
Hadir pula Revda Selver Iseric, Jurnalis dan Penulis asal Palestina yang memaparkan dukungan berkelanjutan Presiden Prabowo terhadap perjuangan Palestina, serta pemuka agama Ustadz Das’ad Latif yang menyampaikan perspektif akademik dan kemanusiaan tentang perkembangan terkini di Gaza.
"Forum ini membedah arah kebijakan Indonesia dalam mendorong solusi dua negara serta kontribusi Presiden Prabowo bagi perdamaian berkeadilan di Gaza," beber Nasaruddin.
2. UIN Sumatra Utara, Medan
Seminar di UIN Sumatra Utara digelar mengusung tajuk Reading The Geopolitical Direction of President Prabowo: Revitalizing the Role of the Malay-Islamic World in the New Global Order.'
"Dari sini kita berharap lahir pemikiran kawasan untuk memperkuat diplomasi berbasis nilai agama. Terlebih bantuan untuk Palestina masih mengalir, kita ingin solusi ini berkelanjutan," tambah Nasaruddin.
3. UIN Sunan Ampel Surabaya
Forum di UIN Sunan Ampel mengkaji karakter moderasi beragama Indonesia.
"Di Surabaya akan dikupas mengapa Islam di Indonesia bisa moderat dan cara berpikir umatnya begitu brilian. Di sana kita melihat konten emosional dan fondasi intelektualnya," jelas Nasaruddin
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Forum di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi puncak kegiatan dan tempat konsolidasi seluruh gagasan. Dalam forum ini, semua pokok pikiran diformulasikan menjadi policy brief untuk diserahkan ke pemerintah, terutama Kementerian Luar Negeri.
Nasaruddin juga menyebut Indonesia diproyeksikan menjadi salah satu pusat peradaban Islam modern. Indonesia juga siap mempromosikan diplomasi yang mengedepankan soft power, termasuk dalam kampanye solusi dua negara (two-state solution) untuk Palestina.
"Melalui keempat serial seminar internasional ini kita berharap dapat memberikan kontribusi nyata terhadap diplomasi perdamaian yang dilakukan Presiden Prabowo. Para akademisi yang hadir dalam tiap seminar diharapkan dapat memberikan pandangannya untuk perdamaian dunia," kata Nasaruddin.
Seminar internasional ini dinilai menjadi ruang kolaborasi strategis bagi akademisi untuk merumuskan rekomendasi kebijakan yang memperkuat peran dunia Melayu-Islam dalam menghadapi dinamika global. Khususnya, dari ketegangan geopolitik hingga fragmentasi sosial, dengan nilai-nilai inti moderasi, mediasi, kesantunan, keterbukaan, dan keadilan.