Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov. Foto: TASS
Fajar Nugraha • 12 December 2025 09:08
Istanbul: Rusia, pada Kamis, 11 Desember, menegaskan kembali, bahwa mereka tidak memiliki rencana agresif terhadap anggota Uni Eropa dan NATO. Mereka bahkan mengatakan siap untuk menjamin hal tersebut secara tertulis.
“Kami tidak memiliki rencana agresif, seperti yang telah dinyatakan dengan jelas oleh Presiden (Vladimir Putin), terhadap anggota NATO maupun Uni Eropa. Kami siap untuk meresmikan jaminan yang sesuai secara tertulis, dalam dokumen hukum. Tentu saja, atas dasar kolektif dan timbal balik,” kata Sergey Lavrov, Menteri Luar Negeri Rusia, saat berpidato dalam diskusi meja bundar di Moskow bersama para duta besar dan perwakilan organisasi internasional, seperti dikutip Anadolu, Jumat, 12 Desember 2025.
Lavrov mengatakan, pembicaraan terbaru dengan Putin dan utusan khusus Trump, Steve Witkoff, di Moskow telah menyelesaikan kesalahpahaman dan miskomunikasi antara kedua negara yang muncul setelah KTT Alaska pada bulan Agustus. Ia menambahkan, bahwa pihak Rusia terus membangun pemahaman yang dicapai dengan Washington pada KTT tersebut, seraya menyampaikan proposal tambahan mengenai jaminan keamanan kolektif.
“Kami memahami bahwa diskusi tentang jaminan keamanan tidak dapat dibatasi hanya pada Ukraina saja,” kata Lavrov.
Ia juga mengatakan, bahwa Rusia siap mempertimbangkan semua proposal yang tersedia untuk dirumuskan dalam konteks kolektif, mengarah pada kesimpulan perjanjian yang mengikat secara hukum, seraya menambahkan, bahwa Rusia tidak ingin satu krisis diikuti krisis lainnya.
Lavrov menuduh negara-negara Barat mencoba mengeksploitasi perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung untuk mengalihkan perhatian dari isu-isu penting, yang dihadapai komunitas global, termasuk Palestina. Ia juga mengatakan, bahwa Rusia belum melihat dokumen yang sedang didiskusikan dan dikomentari oleh Zelensky dan mitra-mitra Baratnya.
"Pihak lawan ingin menjamin keamanan hanya untuk Ukraina, dan jaminan tersebut, dilihat dari informasi yang masuk ke media, diberikan sedemikian rupa untuk mempersiapkan serangan lain terhadap Federasi Rusia," kata Lavrov.
Ia juga menyoroti kontak aktif Zelensky dengan mitra Eropa dan berpendapat bahwa Zelensky berupaya merusak upaya yang dilakukan Trump.
Ia mengatakan, Eropa berusaha menyisipkan dirinya dalam proses penyelesaian, tetapi ide-ide yang diusung tidak menguntungkan negosiasi, dengan militeristik mendominasi dari Eropa. Ia menambahkan, bahwa mereka perlu melihat diri mereka dan fokus pada masalah serius daripada melanjutkan propaganda dan agitasi.
Beralih ke situasi di Sudan, Lavrov mengatakan, Rusia mendesak keras pemerintah Ketua Dewan Kedaulatn transisonal, Abdel Fattah al-Burhan, dan pihak-pihak yang menentangnya untuk terlibat dalam dialog dan negosiasi. Ia yakin, bahwa Rusia harus berkonsentrasi dan mencari solusi praktis untuk masalah ini dengan memanfaatkan peluang dan kemampuan yang Rusia miliki.
Perihal operasi AS terhadap Venezuela, Lavrov menyebutnya sebagai masalah serius di mana ia AS memiliki hak untuk menghancurkan kapal yang mengangkut narkoba tanpa proses peradilan, penyelidikan, dan berdasarkan informasi yang mereka miliki. Ia mendesak Washington, untuk memberikan bukti kuat kepada komunitas global yang mendukung tindakan mereka di Karibia dan beralih ke cara hukum untuk menyelesaikan masalah.
(Kelvin Yurcel)