Ilustrasi. Foto: Freepik.
Eko Nordiansyah • 4 December 2025 08:13
Houston: Harga minyak naik pada Rabu, 3 Desember 2025, bangkit kembali setelah penurunan sesi sebelumnya. Kenaikan ini karena perundingan tingkat tinggi AS-Rusia gagal mencapai terobosan dalam mengakhiri perang di Ukraina.
Dilansir dari Investing.com, Kamis, 4 Desember 2025, minyak mentah berjangka Brent yang berakhir pada Februari naik 1,1 persen menjadi USD63,15 per barel dan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 1,3 persen menjadi USD59,38 per barel. Kedua kontrak turun lebih dari satu persen pada hari Selasa.
Pertemuan lima jam di Kremlin antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan utusan AS Steve Witkoff dan Jared Kushner berakhir lewat tengah malam, tetapi menurut Kremlin, tidak ada kompromi yang dicapai terkait kemungkinan kesepakatan damai untuk Ukraina.
Penasihat Kremlin Yuri Ushakov menggambarkan perundingan tersebut sebagai "konstruktif," tetapi mengatakan perbedaan-perbedaan utama, terutama mengenai isu-isu teritorial seperti nasib wilayah Donbas, tetap menjadi poin penting yang diperdebatkan.
"Pasar minyak dan pasar prediksi tampaknya tidak memperhitungkan kemungkinan besar tercapainya perjanjian damai jangka pendek dan pencabutan sanksi terhadap minyak Rusia," ujar analis Goldman Sachs dalam sebuah catatan.
.jpg)
(Ilustrasi. Foto: Freepik)
Pada saat yang sama, pasukan Ukraina terus menargetkan infrastruktur energi Rusia, meningkatkan risiko gangguan pada aliran minyak mentah dan bahan bakar Rusia. Ancaman berkelanjutan terhadap pasokan tersebut membuat premi risiko geopolitik tetap ada untuk saat ini, meskipun retorika diplomatik yang mencair memberikan petunjuk kemungkinan adanya detente.
"Moskow juga memperingatkan mereka mungkin akan mulai menyerang kapal-kapal negara pendukung Ukraina. Ancaman ini muncul setelah serangan Ukraina baru-baru ini terhadap kapal-kapal Rusia. Hal ini meningkatkan ketegangan di tengah diskusi yang sedang berlangsung antara Rusia dan AS mengenai Ukraina," ujar analis ING dalam sebuah catatan.
Laporan mingguan terbaru dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan penurunan stok minyak mentah AS sebesar 2,48 juta barel untuk pekan yang berakhir 28 November, penurunan yang lebih tajam dibandingkan pekan sebelumnya.
Penarikan stok yang besar dipandang sebagai sinyal positif bagi harga minyak mentah, karena mengindikasikan peningkatan konsumsi dan pengetatan pasar.
Namun, para pedagang tetap waspada menjelang data mingguan resmi dari Badan Informasi Energi AS (EIA), yang diperkirakan akan dirilis hari ini, yang juga akan melaporkan perubahan stok bensin dan distilat.